Hidup jangan terlalu dibuat sepaneng, kata orang jawa. Benar, dalam kehidupan sehari-hari kita tidak seharusnya dilanda kecemasan, keseriusan secara terus-menerus. Ada kalanya kita harus menyantaikan diri, supaya otak bisa lebih fresh. Salah satu caranya dengan tertawa, tertawa bisa membuat keadaan tubuh plong setelah melalui banyak kegiataan dan hal yang bisa membuat orang tertawa ada banyak, seperti dengan melontarkan Jokes lucu parah.
~~~
Jokes lucu parah kali ini di awali dengan cerita dua orang ibu yang sedang asyik mengobrol di teras depan rumah. Keadaan saat itu sedang hujan rintik-rintik dan merupakan waktu terindah untuk ibu-ibu ngrumpi.
Ibu Eti menceritakan pekerjaan suaminya yang dia anggap hebat dan ibu Anik juga menceritakan pekerjaan suaminya yang dia anggap hebat. Ibu Eti dan Ibu Anik sama-sama mengunggulkan suami masing-masing.
Ibu Eti : Ibu Anik, suami aku itu kerjanya sebagai pelukis. Syukurnya, hampir setiap hari ada yang mengorder lukisan suami saya. (Ibu Eti membricarakan suaminya dengan bangganya).
Ibu Anik :Loh sama, suami saya juga pelukis lo bu. Tetapi, suami saya kok malah stress terus bu, sampai saya kasihan kalau melihat suami saya. (Ibu Anik terlihat murung mukanya).
Ibu Eti : Loh, kan suami bu Anik juga pelukis terkenal seperti suami saya bu. Kenapa bisa stress?, apakah orderan yang diterima terlalu banyak atau apa bu?. (penasaran sambil mengerutkan alisnya).
Ibu Anik : Soalnya setiap hari suami saya tidak pernah berhenti melukis bu, kasihan saya dengan suami saya.
Ibu Eti mulai berpikir kalau suami Ibu Anik adalah pelukis yang hebat, sebab pekerjaannya tidak berhenti setiap hari dan dipikirnya kalau suami ibu Anik adalah pelukis dengan orderan yang banyak.
Ibu Eti : Wah, pasti Ibu Anik sangat senang, kan penghasilannya tambah banyak.
Ibu Anik : Penghasilan banyak bagaimana bu?, wong setiap hari suami saya melukis harapan doang tanpa adanya penjualan. Jadi, tidak ada pemasukan bu, ini saya juga stress bu mikirin nanti makan apa, apa enaknya makan lukisan suami saya saja….?
Jokes lucu parah di atas, bercerita supaya kita tidak berpikiran macam-macam terlebih dulu sebelum mengetahui semuanya.