Komedi merupakan salah satu hal yang dapat membuat hidup dapat terasa lebih tenang dan santai. Kehadiran cerita lucu kocak setidaknya dapat membuat pikiran yang penat dan fisik yang lelah dapat sedikit terobati.
Tak ada sumber pasti yang menyatakan sejak kapan komedi muncul, tetapi diyakini humor sudah ada sejak manusia mengenal bahasa—atau bahkan jauh sebelum itu. Kendati demikian, asal usul kata ‘humor’ adalah bahasa Latin ‘umor’ yang berarti cairan. Mengapa demikian?
Menurut sebuah sumber, sejak 400 SM, masyarakat Yunani kuno memiliki anggapan bahwa suasana hati manusia ditentukan oleh empat cairan, yakni darah, lendir, empedu kuning, dan empedu hitam. Bilamana salah satu saja dari keempat cairan tersebut tidak seimbang, maka suasana hati tertentu pun akan terpengaruh.
Perkembangan Cerita Lucu di Indonesia
Tidak banyak sebetulnya catatan yang mengungkapkan sejarah cerita lucu di Indonesia. Menurut catatan, humor baru menjadi salah satu objek penelitian di awal abad ke-20. Sebuah sumber juga menyebutkan bahwa secara informal, humor di nusantara telah menjadi bagian dari kesenian rakyat seperti ludruk, wayang golek, wayang kulit, ketoprak, dan sebagainya.
Seiring dengan kian berkembangnya media cetak baik majalah maupun surat kabar, beberapa majalah humor pun terbit di Indonesia di sekitar tahun 1960-an. Salah satu yang paling terkenal adalah majalah STOP. Selain itu, surat kabar juga semakin banyak membuka rubric khusus untuk humor, meliputi anekdot, kartun, karikatur, dan berbagai cerita lucu. Sayangnya, humor dalam media cetak tak bertahan lama di masa tersebut.
Menurut Arwah Setiawan (1988), jenis humor dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk ekspresinya, yakni humor personal, humor pergaulan, dan humor dalam kesenian.
Humor personal merujuk pada kecenderungan untuk tertawa pada diri sendiri. Sebagai contoh adalah saat Anda melihat sebuah awan yang menyerupai kucing dan menganggapnya lucu sehingga Anda pun tertawa. Sementara itu, humor pergaulan dapat dideskripsikan dengan mudah seperti saat Anda bersenda gurau bersama kawan.
Khusus untuk jenis humor kesenian sendiri masih dibedakan lagi menjadi tiga. Yang pertama adalah humor lakuan (seperti yang terlihat di pertunjukan lawak, pantomim, dan sebagainya). Yang kedua adalah humor grafis (karikatur, patung berbentuk lucu, foto jenaka, dan sebagainya). Yang ketiga adalah humor literature (esai satire, cerpen lucu, dan sebagainya).
Penulis Cerita Lucu Indonesia
-
Era 1945 – 1980-an
Tak banyak referensi yang bisa didapatkan mengenai jejak humor maupun penulis cerita lucu Indonesia di era tahun ini. Justru sebaliknya, karya sastra yang banyak muncul menggambarkan situasi politik di nusantara yang dikemas dalam berbagai plot yang tak terlalu kontroversial. Buku yang menuliskan kisah romantis fiktif pun cukup banyak memperlihatkan kondisi negara.
Kendati demikian, humor pada masa ini cukup banyak ditemui melalui teater dan kesenian rakyat semacamnya. Beragam grup lawak pun mulai bermunculan memberi hiburan untuk masyarakat. Srimulat misalnya, merupakan grup lawak yang sudah ada sejak sekitar tahun ’60-an dan berhasil melahirkan berbagai pelawak terkenal hingga kini seperti Nunung, Gogon, Tessy, dan lain-lain.
Selain itu, masih ada pula WarKop DKI, Jayakarta Grup, Bagito, Kwartet Jaya, dan sederet lainnya. Meski tak selalu, salah satu ciri dari humor di masa-masa ini adalah keberaniannya dalam mengkritik pemerintah Indonesia. Bahkan, tak sedikit dari pelaku lawak yang sampai harus dipenjara karena vokal melakukan kritik sosial politik terhadap pemerintahan.
-
Era 1990-an
-
Hilman Hariwijaya
Di era ‘90-an, hampir tak ada rasanya anak muda yang tak mengenal serial Lupus. Nama Lupus sendiri diambil dari karakter utama yang bernama sama. Dalam ceritanya, Lupus merupakan seorang pelajar dan wartawan muda di majalah Hai yang tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya yang bernama Lulu. Buku Lupus pun mengisahkan kehidupan sehari-hari Lupus yang disajikan dengan gaya santai dan banyak celetukan konyol nan jenaka yang sukses membuat pembacanya terhibur.
Kisah Lupus sendiri sebenarnya diawali dengan cerpen yang dipublikasikan pada tahun 1986. Setelah itu, cerita Lupus dibuat dalam bentuk buku (novel) dan terus berlanjut hingga beberapa jilid. Hilman Hariwijaya pun merilis buku yang berjudul Lupus Kecil dan Lupus ABG yang menggambarkan kehidupan Lupus saat masih duduk di bangku SD dan SMP.
Dan juga Lupus punya banyak koleksi peribahasa konyol, kayak Sudah jatuh diimpit tetangga! Apalagi kalo tetangganya gendut banget. Wah, bisa jadi rempeyek, deh!
Terus Sedia dayung sebelum hujan! Nah lho, apa artinya tuh? Artinya, peribahasa ini cocok buat orang yang tinggal di kawasan banjir! Hehehe, bisa aja, kan?
(Lupus Kecil)
-
Boim LeBon
Serial Lupus juga turut menyertakan nama penulis andal Boim LeBon. Duet antara Hilman dan Boim pun semakin sukses mengantarkan Lupus sebagai buku komedi terpopuler di zamannya. Boim pun menjadi nama karakter salah satu sahabat Lupus yang digambarkan dengan karakter berkulit hitam, rambut keriting, suka berutang, gemar menggoda perempuan, dan selalu bernasib naas.
Namun, Boim LeBon tak hanya dikenal karena duetnya dengan Hilman Hariwijaya. Penulis cerita lucu ini juga mempunyai beberapa karya lainnya. Buku berjudul Kejarlah Daku Kau Kuangkot yang terbit di tahun 2014 misalnya, adalah kumpulan cerpen dengan semangat jenaka yang tinggi. Selain itu, beberapa karya Boim LeBon lain adalah Suparman Pulang Kampung, Komeng Undercover, Gangway: Malam Jumat Klimis, Gangway: Let Me Begin, Mendadak Benjut!, dan masih banyak lainnya.
“Jadi elo tuh pengin banget jadi jagoan?” pancing Sofyan.
Bidin mengangguk-angguk senang sembari melangkah mengambil kain pel.
“Eh, Bang Iyan, tahu enggak kenapa Superman bisa terbang?” tanya Bidin tiba-tiba.
“Wah, saya enggak tahu. Emang Bidin tahu?”
“Tau!” jawab Bidin, yakin. “Soalnya dia dari kecil emang bisa terbang!”
Sofyan mau ketawa, tapi ditahan. Bidin suka ngasih tebak-tebakan, tapi jawabannya seenaknya aja.
Beda ama si Sudiyanto, sutradara sinetron yang sering mengajarkan Sofyan berakting, betul-betul kolektor tebakan. Dia juga punya tebakan tentang Superman. Katanya, “Tau enggak kenapa Superman kalo terbang tangan kanannya selalu menunjuk ke depan?”
Mau tau jawabannya, “Soalnya tangan kirinya sibuk memindahkan gigi ke satu, dua, dan seterusnya!”
(Kejarlah Daku Kau Kuangkot)
-
Soelastyo Moechlas
Beberapa waktu lalu, kumpulan cerita lucu Mukidi sempat heboh. Kisah dan dialog pendek tokoh asal Cilacap yang lugu bernama Mukidi pun sukses membuat orang merasa terhibur. Adapun sosok di balik cerita humor tersebut tak lain adalah Soleastyo Moechlas.
Yang tidak banyak diketahui orang, sebenarnya cerita Mukidi sudah lebih dulu populer di sekitar tahun ’90-an. Pria yang lebih akrab disapa Pak Yoyok tersebut mengatakan bahwa dia kerap mengirimkan karya humornya melalui pesan singkat ke stasiun radio populer seperti Prambros dan dibacakan oleh penyiar sehingga ceritanya meluas. Barulah pada tahun 2010 silam, cerita Mukidi dibuat dalam bentuk buku yang berjudul Laskar Pelawak: Balada Mukidi dan Wakijan.
Usai berbuka puasa di warung padang, Mukidi menghampiri pemiliknya, “Uda, pernah dengar nggak hadist yang mengatakan bahwa memberi makan orang yang berpuasa pahalanya sama dengan pahala orang yang berpuasa?”
“Ya, saya sering dengar. Tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun,” jawab Uda Asman (asli Pariaman).
“Syukurlah, Uda rupanya sering ngaji, ya?”
“Memangnya kenapa?” tanya pemilik nasi padang lagi.
“Dompet saya ketinggalan…”
(Mukidi)
-
Era 2000-an
-
Raditya Dika
Nama ini tentu menjadi tokoh utama yang muncul dalam daftar penulis cerita lucu di era kini. Semuanya bermula dari tulisan-tulisan yang dimuatnya di dalam blog pribadinya hingga muncul buku perdana Raditya Dika berjudul Kambing Jantan di tahun 2005. Buku tersebut memuat pengalaman hidupnya yang kocak dan dikemas dengan bahasa yang tak kalah jenaka sehingga sukses menjadi salah satu buku humor populer di masa tersebut.
Raditya Dika pun terus mengeluarkan berbagai buku lainnya dengan genre yang sama: humor. Adapun salah satu keunikan karya-karyanya adalah penggunaan nama hewan di setiap bukunya, yakni Cinta Brontosaurus, Babi Ngesot, Manusia Setengah Salmon, dan Koala Kumal.
Meskipun gue gak berniat ngeliat hasil sunat Edgar, gue tetap mau ngecek kondisi Edgar. Di kamar nyokap, Edgar duduk di depan TV, dengan selangkangan ditutupi oleh tudung saji, yang biasa dipakai untuk nutupin makanan.
‘Edgar,’ kata gue. ‘Kenapa kamu nutupin titit kamu pake tudung saji kita?’
‘Biar gak kena-kena, Bang,’ kata Edgar.
‘Tudung saji bukannya fungsi utamanya biar gak dilalerin, ya?’ tanya gue balik.
‘Iya, Bang. Itu sekalian.’
(Marmut Merah Jambu)
-
Pidi Baiq
Pidi Baiq sesungguhnya bukan hanya sebatas penulis komedi. Melihat beragam hasil karyanya, dia justru lebih pas disebut sebagai seorang seniman yang multitalenta. Namanya pun sudah cukup lama dikenal melalui group band bernama The Panas Dalam yang didirikan pada tahun 1995 silam.
Kendati begitu, nama Pidi Baiq semakin memelesat ketika novel Dilan muncul terbit untuk kali pertama di tahun 2014. Buku tersebut sebenarnya menceritakan kisah perjalanan cinta antara sepasang sejoli SMA bernama Dilan dan Milea. Hanya saja, penuturan dan sebagian besar jalan ceritanya dikemas dalam nuansa humor yang sangat kental. Pembaca pun dibuat ikut tertawa dan mesem melihat dialog yang dilontarkan si tokoh utama bernama Dilan.
Di bawah guyuran hujan, kami tertawa terbahak-bahak dan terlibat ke dalam berbagai perbincangan. Seolah-olah semuanya berakhir dengan baik setelah melewati semua peristiwa yang aku alami.
“Aku bisa berhentiin hujan,” katanya.
“Caranya?” tanyaku sesaat setelah aku diam.
“Bentar,” kata Dilan. Lalu, dia berseru: “Berhenti, hei, hujan!”
Kemudian, Dilan diam, menunggu hasilnya. Aku juga diam.
“Kok, gak berhenti?” kutanya.
“Gak denger dia.”
“Gak punya kuping?”
“Iya.”
(Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)
-
Arief Muhammad
Awalnya, Arief Muhammad hanya kerap menuliskan kalimat-kalimat lucu di platform media sosial Twitter. Bersembunyi di balik nama akun @Poconggg, orang pun sangat menikmati cuitannya yang jenaka tanpa mengetahui identitas manusia di balik nama tersebut.
Di tahun 2011, Arief Muhammad kemudian meluncurkan bukunya yang berjudul Poconggg Juga Pocong. Buku humor ini pun disambut hangat oleh masyarakat, terutama mereka yang sudah lebih dulu mengikuti celetukan-celetukan Arief Muhammad di Twitter. Tak tanggung-tanggung, Poconggg Juga Pocong bahkan menempati posisi buku bestseller hanya dalam waktu singkat saja. Namun hingga kini, pria yang menyebut dirinya sebagai creativepreneur ini belum mengeluarkan lagi buku humor.
Predikat sebagai pocong jantan tinggal sedikit lagi bisa gue raih. Setelah semua penjuru kompleks dijabanin,gue pun memutuskan untuk pulang.
Awalnya sih gue santai-santai aja. Sewaktu masuk ke kompleks, gue nggak ngeliat tanda-tanda bakal nemuin kesulitan di daerah ini. Pas mau pulang, keadaannya berubah. Ternyata portal jalannya udah ditutup.
“TERNYATA PORTAL JALANNYA UDAH DITUTUP!!!”
Sengaja diulang biar makin tegang.
Posisi portalnya kentang banget. Nggak tinggi, tapi juga nggak pendek-pendek amat. KALAU GUE LOMPATIN udah pasti nggak bakal nyampe. KALO GUE GELINDING lewat bawah, lebih nggak mungkin lagi. Pocong dari lurah mana yang bisa bangun sendiri dari posisi rebahan? Nggak ada! Berdiri tanpa bantuan adalah hal yang mustahil buat pocong. KALAU PORTALNYA GUE ANGKAT….
ya, lo pikir aja sendiri… gimana caranya?
Sumpah, gue panik.
(Poconggg juga Pocong)
-
Ernest Prakasa
Nama Ernest Prakasa mungkin lebih dikenal sebagai seorang stand up comedian yang kini juga merambah karir sebagai sutradara sukses. Namun tak sampai di situ, Ernest Prakasa ternyata juga merupakan seorang penulis yang terkenal dengan pembawaan santai dan humoris. Hingga kini, sudah ada tiga bukunya yang diterbitkan, yakni Dari Merem ke Melek: Catatan Seorang Komedian, Ngenest: Ngetawain Hidup Ala Ernest, dan Setengah Jalan.
Sebagian besar buku-bukunya menceritakan pengalaman pribadi Ernest Prakasa sendiri sehingga banyak pembaca yang dapat mengambil pelajaran hidup. Namun tetap saja, gaya santai dan candaan di setiap karyanya melekatkan citra di pembaca bahwa Ernest Prakasa adalah seorang penulis komedi.
Dan ternyata rumahnya Nina emang mewah banget, sampe ke toiletnya. Bayangin aja, toiletnya itu luasnya sekitar 2×3 meter. Luas bangetlah untuk ukuran sebuah toilet. Lantainya pake marmer, plus dikasih karpet di tengah-tengah. Gile, kamar mandi aja pake karpet. Kamar tidur pake apa coba, ubin batu akik? Udah gitu, dindingnya dipakein wallpaper. Kalo wallpaper buat komputer sih enak tinggal donlot gratis, kalo ini kan kudu beli mahal. Setembok penuh pula. Bukan cuma itu, kamar mandi ini juga ada AC-nya! Ngeliat segala kekerenan itu, gue cuma bisa bergumam dalam hati, “Sial, apa gue pindah kost ke sini aja ya?”
(Ngenest)
-
Alitt Susanto
Penulis cerita humor ini menuliskan beragam kisah kocak di dalam blognya. Kegemarannya menulis ini pun berlanjut hingga menerbitkan beberapa buku berupa kumpulan cerita komedia berdasarkan pengalamannya sendiri.
Buku pertama yang dihasilkannya berjudul Shitlicious dan diterbitkan pada tahun 2010. Tiga tahun setelahnya secara berturut-turut, Alitt Susanto kembali menyajikan buku dengan genre komedi berjudul Gado-Gado Kualat, Skripshit, dan Kancut Keblenger: Digital Love.
“Kamu tahu kesalahan kamu apa?” tanya Mbak Polwan sambil menatap gue dengan sinis, tangannya bersila di depan dada.
“Err—nggak tau, Mbak,” jawab gue dengan polosnya.
“Cowok tuh emang nggak peka, ya!” Nada Mbak Polwan itu tiba-tiba meninggi.
“Loh?! Salah saya apa?!”
“Pikir aja sendiri!” Mbak Polwan buang muka, tangannya masih bersila di depan dada.
“K-k-kenapa, Mbak? Saya nggak tau kenapa diberhentiin di sini. Saya ngerasa nggak salah apa-apa!” Gue semakin bingung dengan sikapnya.
“AH! SEMUA COWOK EMANG SAMA AJA!” Mbak Polwan langsung melengos pergi.
Gue yang ditinggal cuma bisa jilatin knalpot panas dengan kesal.
Menghadapi cewek PMS kayak di atas, cuma sebagian kecil dari banyaknya keribetan soal hubungan. Ya, sepanjang pengalaman jadi manusia (yang dulu tapir), gue berhasil mempelajari satu hal; kita semua harus ‘berhubungan’ dengan sekitar. Bentuknya bermacam-macam; bisa percintaan, persahabatan, persaudaraan, permantanan, atau perseroan.
(Relationshit)
Demikianlah informasi mengenai sejarah humor dan penulis cerita lucu di Indonesia. Kini, menikmati cerita humor bukanlah perkara sulit. Selain buku, penulis komedi juga biasanya membagikan cerita lucu terbaru mereka dengan singkat di berbagai platform digital sebagai media interaksi yang lebih bebas dengan pembaca dan penikmatnya. Umumnya, penggalan-penggalan kelucuan tersebut disebarkan melalui Twitter dan blog pribadi.