Ada berbagai macam media untuk menyampaikan sebuah cerita. Zaman dahulu, orang-orang menyampaikan cerita lewat lisan dan dituturkan secara turun temurun. Dari penuturan turun temurun tersebut, sebuah cerita kemudian ditulis ke dalam berbagai macam media, seperti daun lontar, kertas, kain, dan media lainnya.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk hikayat, epos, atau cerita kepahlawanan lainnya, tetapi berlaku juga untuk cerita lucu. Orang dulu juga sangat menyukai humor. Bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana menyebarkan ilmu. Di era modern seperti sekarang ini, kisah-kisah humor lucu masih ada dan tersebar lewat berbagai macam media.
Beberapa media terkini yang sering dipakai untuk menuturkan kisah humor di antaranya adalah komik, meme, dan cerita lucu. Ketiganya menjadi favorit dan memiliki penggemarnya sendiri-sendiri.
Apa Itu Komik, Meme, dan Cerita Lucu?
Komik, meme, dan cerita lucu memiliki beberapa perbedaan yang mencolok. Meskipun sama-sama sering dipakai untuk menyampaikan cerita lucu komedi, tetapi masing-masing memiliki latar belakang yang berbeda, baik dari sejarah dan perkembangannya juga dari tujuan awal ketika dibuat.
Membuat komik, meme dan cerita lucu juga dibutuhkan kreativitas dan tentu saja selera humor yang tinggi. Walaupun terlihat sepele, sebenarnya tidak mudah membuat ketiganya. Lucu itu relatif, karena tidak semua lelucon mengena ke pembaca. Membuat orang lain bisa tertawa terbahak-bahak itu bakat, oleh karena itu lelucon yang bisa mengena harus bisa dibuat oleh orang yang memang memiliki bakat tersebut.
Komik, meme, dan cerita lucu memiliki pengertiannya masing-masing. Ketiganya juga memiliki perkembangan yang signifikan. Lebih lanjutnya simak ulasannya di bawah ini.
Komik
Komik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komik adalah cerita bergambar yang biasanya dimuat di dalam majalah, surat kabar, atau diterbitkan menjadi buku yang pada umumnya memiliki cerita lucu dan mudah dicerna oleh pembacanya.
Secara garis besar, komik juga dapat diartikan sebagai media penyampai cerita lewat ilustrasi atau gambar yang mewakili cerita yang dibuat tersebut. Komik biasanya berisi cerita-cerita fiksi dan beberapa di antaranya berisi kumpulan cerita lucu.
-
Sejarah Komik
Bila berdasarkan definisinya, bisa dibilang sejarah komik bermula sejak zaman purba dan menjadi bagian kebudayaan dari manusia-manusia gua. Sebelum manusia mengenal huruf dan angka, mereka memang berkomunikasi menggunakan gambar. Hal ini dibuktikan dengan berbagai peninggalan gambar di dinding gua-gua purba.
Komunikasi menggunakan gambar kemudian berkembang dan semakin umum digunakan. Kita bisa melihat contohnya lagi pada masyarakat Mesir kuno yang menggunakan hieroglif sebagai abjad mereka. Di Nusantara sendiri, kita mengenal relief yang terukir pada candi-candi peninggalan kerajaan Hindu dan Buddha yang berisi kisah-kisah keagamaan.
-
Perkembangan Komik
Komik yang diklaim sebagai komik pertama di dunia adalah The Adventure of Mr. Obadiah Oldbuck karya seorang Swiss, Rudolphe Topffer yang terbit pada tahun 1873. Pada 1884, muncul Half Holiday karangan Ally Sloper yang merupakan komik strip majalah pertama di dunia.
Sejarah juga mencatat jika tahun 1895 sebagai kebangkitan awal perkomikan Amerika. Hal ini karena gebrakan Richard F. Outcault yang mengarang Hogan’s Alley. Komik ini spesial karena merupakan komik seri dengan tokoh utama yang tetap dan disebut-sebut sebagai pionir dari komik modern dunia.
Masa kejayaan komik di Amerika baru dimulai pada tahun 1930-an ketika karakter-karakter seperti Superman, Batman, Captain Marvel, Flash Gordon, Tarzan, dan Dick Tracy tercipta. Di tahun-tahun ini pula penerbit komik DC dan Marvel mulai menjadi rival.
Bila di Amerika kerap ditemukan komik-komik pahlawan super, maka lain halnya di Eropa. Komik-komik yang diciptakan para komikus dari benua biru tersebut memiliki cerita yang cukup beragam, seperti serial petualangan. Tahun 1920-an, Hergé dengan Tintin-nya berhasil mendominasi pasar. Tidak main-main, komik Petualangan Tintin terus laris manis hingga tahun 1970-an. Kurang lebih ada sekitar 24 komik Petualangan Tintin yang telah terbit.
Di era yang sama dengan Tintin, Eropa juga punya Asterix & Obelix karangan Uderzo yang juga sama-sama populer. Sampai sekarang, kisah petualangan dua orang Galia tersebut masih terus diminati, bahkan sudah diadaptasi ke layar lebar dan animasi.
Berbeda dengan komik Amerika, komik-komik Eropa biasanya mengedepankan sisi humor lucunya sebagai daya tarik utama. Serial-serial komik dari Eropa yang telah disebutkan di atas menjadi contohnya. Siapa yang tidak terpingkal-pingkal ketika melihat tingkah konyol Asterix & Obelix melawan orang-orang Romawi? Kamu juga pasti akan terbahak ketika membaca dialog antara Kapten Haddock dan Profesor Lakmus.
-
Kepopuleran Manga
Komik tidak hanya berkembang di Amerika dan Eropa saja, tetapi juga merambah ke Asia, tepatnya Jepang. Di Jepang, komik dikenal dengan nama manga dan sudah menjadi bagian kebudayaan Jepang sejak zaman dahulu.
Titik balik industri manga di Jepang terjadi pada tahun 1960-an dengan Osamu Tezuka dan Machiko Hasegawa yang menjadi pelopor, sebagai mangaka (istilah yang digunakan untuk menyebut pembuat manga) dengan terobosan gaya menggambar dan bercerita yang berbeda. Kedua karya dari master manga tersebut kemudian diadaptasi menjadi anime (animasi) yang tidak kalah sukses dengan manganya.
Genre manga sangat bermacam-macam, salah satunya tentu saja genre humor. Manga yang dikenal dengan cerita lucu kocaknya, salah satunya adalah Doraemon yang hingga hari ini, baik manga maupun animasinya masih diproduksi. Ada juga Kariage Kun, Kobo Chan, dan Chibi Maruko Chan serta kisah konyol Nohara Shinosuke yang jahil di Crayon Shinchan.
-
Komik di Indonesia
Indonesia juga memiliki perkembangan komiknya sendiri. Diawali dengan komik strip Put On karya Kho Wan Gie yang dimuat di harian Sin Po pada tahun 1930-an. Kemudian R.A Kosasih, yang terinspirasi dari komik-komik Amerika, pada tahun 1950-an mulai membuat karyanya sendiri, seperti Sri Asih, Siti Gahara, hingga komik adaptasi dari epos Ramayana dan Mahabarata.
Memasuki tahun 1960-an sampai 1970-an, komik Indonesia berhasil menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Cerita pahlawan super lokal karya Ganes TH, Hasmi, Widi NS, dan komikus-komikus lokal lainnya berhasil menarik minat para pembacanya. Terbukti hingga sekarang, karakter seperti Gundala, Godam, dan Si Buta dari Gua Hantu masih banyak disukai.
Untuk komik dengan cerita lucu komedi, komik Petruk Gareng yang berjaya di tahun 1980-an hingga 1990-an karya Tatang S tidak ada duanya. Walaupun sering mengangkat tema horor dan misteri, tetapi unsur komedinya tidak pernah ditinggalkan.
-
Kelebihan dan Kekurangan Komik sebagai Pengantar Humor Lucu
Pada awalnya, komik sering menjadi media pengantar sebuah cerita humor lucu. Namun, saat ini komik juga memiliki banyak genre lain. Tugasnya sebagai pengantar cerita komedi lambat laun mulai digantikan oleh media-media lainnya.
Sebagai pengantar cerita komedi, komik memiliki keunggulan pada visualisasi gambarnya yang membuat pembaca tidak bosan. Sayangnya, sebagai sebuah pengantar humor lucu, komik juga masih memiliki kekurangan, seperti ceritanya yang berseri, lelucon yang kadang tidak terlalu mengena.
Meme
Dalam KBBI, meme (dibaca mim) memiliki dua definisi. Pertama, ide atau gaya yang menyebar dari satu orang ke orang lain dalam sebuah budaya. Kedua, cuplikan gambar dari acara televisi, film, dan sebagainya atau gambar-gambar buatan sendiri yang dimodifikasi dengan menambahkan kata-kata atau tulisan-tulisan untuk tujuan melucu dan menghibur.
Dalam perkembangannya di Indonesia, definisi kedualah yang digunakan oleh masyarakat untuk mengartikan meme. Saat ini, meme juga menjadi salah satu budaya populer yang diminati, terutama bagi generasi milenial dan generasi Z. Kedua generasi tersebut saat ini lebih nyaman menggunakan meme sebagai bahan kritik sampai menyampaikan curahan hati.
-
Sejarah Meme
Meme muncul pertama kali dalam buku karya Richard Dawkins yang berjudul The Selfish Gene. Pengertian meme di buku tersebut sama dengan definisi pertama di dalam KBBI. Namun, bila dilihat di zaman sekarang ini, definisi tersebut memang sangat luas. Apalagi, media yang digunakan dalam penyebaran meme saat ini kebanyakan terfokus pada media internet.
Meme internet dapat diartikan sebagai ekspresi dari ide yang kemudian direpresentasikan sebagai sebuah konten di web. Kontennya dapat berupa foto, gambar bergerak, kutipan, video, dan lain-lainnya yang kemudian dibagikan secara massal oleh warganet. Meme internet harus memiliki unsur humor atau komedi.
-
Perkembangan Meme
Meme di internet mulai berkembang sejak tahun 1996. Dengan meme dancing baby atau baby cha cha mulai viral dibagikan. Meme tersebut berasal dari video rancangan Michael Girrard yang dikirimkan ke beberapa pengembang lewat surel. Karena dinilai sangat menghibur, salah satu penerima email mengubah format video tersebut menjadi GIF dan menjadi sangat populer di jagat internet.
Adanya website humor 9gag.com juga ikut menyebarkan tren meme sebagai salah satu budaya populer. Dari website tersebut kemudian berkembang ratusan meme yang menjadi ikon di dunia maya.
-
Budaya Meme Sebagai Humor Satire dan Kritik
Meme dibuat bukan hanya untuk kepentingan humor lucu semata. Terkadang, meme juga dibuat sebagai kritik terhadap pemerintah atau public figure. Meme juga lahir sebagai humor satire yang ditujukan untuk menyinggung kondisi sosial masyarakat terkini.
Meme yang dibuat biasanya berupa foto yang di dalamnya diberikan keterangan tulisan yang relevan. Bisa juga dengan menggunakan potongan adegan dari film atau karya seni lainnya. Semakin lucu dan mengena meme yang dibuat, maka semakin viral pula meme tersebut di jagat internet.
-
Meme di Indonesia
Perkembangan meme di Indonesia termasuk sangat pesat. Bahkan, saat ini Indonesia telah menjadi salah satu sumber meme lucu dan menghibur. Tidak jarang pula, aktor/aktris hingga politikus Indonesia menjadi bahan meme yang dibuat oleh warganet.
Generasi muda di Indonesia saat ini juga lebih senang menyuarakan pendapatnya lewat meme. Selain lebih gampang, meme biasanya langsung mengena sasaran dan mudah dibagikan oleh warganet.
-
Kelebihan dan Kekurangan Meme sebagai Pengantar Humor Lucu
Kelebihan meme yang paling menonjol adalah simpel dan mudah dalam membuat atau menyampaikannya. Dibanding komik, membuat meme tidaklah rumit, asalkan kita memiliki bahan cerita lucunya saja.
Sayangnya, meme tidak bisa dibuat untuk sebuah cerita jangka panjang. Justru meme yang terlalu panjang atau berseri biasanya membuat kita menjadi bosan. Meme yang diulang-ulang, meskipun dengan tulisan berbeda juga rentan ditinggalkan.
Cerita Lucu
Cerita lucu berkembang seiring dengan peradaban manusia. Hal-hal menarik, janggal, atau di luar nalar bisa menjadi bahan sebuah cerita lucu kocak. Cerita lucu bisanya hanya dituturkan dari mulut ke mulut saja dan bertahan secara turun temurun.
Beberapa cerita lucu bahkan telah dibukukan sejak zaman dahulu. Yang menarik, buku-buku humor tersebut tidak seluruhnya berisi lelucon, tetapi banyak juga yang berisi petuah-petuah dan pelajaran hidup.
-
Sejarah Cerita Lucu
Meskipun tidak ada catatan resmi, humor diyakini telah ada sejak manusia membangun peradaban. Humor kemudian berkembang ketika manusia mengenal tulisan dan berkomunikasi lewat bahasa. Dari situ kemudian tercipta berbagai macam cerita lucu yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari.
Cerita lucu tidak hanya terdapat dalam karya sastra saja. Di dalam seni pertunjukan, kita juga bisa menemukan humor-humor lucu yang mengocok perut. Misalnya saja di dalam pertunjukan ketoprak, ludruk, wayang orang, dan teater.
-
Perkembangan Cerita Lucu
Cerita lucu awalnya hanya dituturkan secara lisan kemudian terus berkembang hingga menjadi sebuah karya sastra. Satu hal hal yang menarik, cerita lucu ternyata juga menjadi sarana untuk berdakwah.
Humor memang sangat dekat dengan agama karena menjadi salah satu sarana favorit para da’i dan ulama. Nilai-nilai dan ajaran agama terkadang memang lebih mudah disampaikan menggunakan sarana humor.
Beberapa ulama juga dikenal karena mengarang kitab yang berisi cerita-cerita lucu, seperti Al-Jahiz dengan Al-Bukhala-nya, Uqalaul karya Abul Qasim An-Naisaburi, Ibnu Al-Jauzi lewat Akhbarul Hamqa wal Mughaffalin, hingga Kasykul tulisan KH. Bisri Mustofa.
-
Penyebaran Cerita Lucu
Bukan hanya sebagai sarana dakwah, cerita lucu juga digunakan sebagai sarana berkomunikasi untuk menjalin keakraban. Dari situlah kemudian cerita lucu mulai menyebar dan diterima di seluruh penjuru dunia.
Contohnya saja seperti cerita-cerita humor sufi ala Abu Nawas dan Nasruddin Joha yang meskipun berasal dari timur tengah, tetapi begitu populer di Indonesia. Tidak jarang pula beberapa cerita humor kemudian diadaptasi ke dalam kebudayaan lokal agar lebih sesuai.
-
Cerita Lucu dari Seluruh Indonesia
Indonesia memiliki kumpulan cerita lucunya sendiri. Dari mulai cerita-cerita lucu klasik hingga cerita lucu terbaru. Cerita lucu di Indonesia juga tidak berasal dari satu daerah saja, tetapi dari seluruh pelosok Nusantara.
Dari Papua, kita mengenal Mop Papua, salah satu humor lucu yang mirip dengan stand up comedy. Mop sangat digemari oleh masyarakat Papua dan menjadi salah satu ciri khas mereka. Di Manado, kita mengenal Bakusedu Manado yang artinya bercanda dengan gaya Manado. Dari tanah Sunda, ada Bobodoran Sunda yang berisi cerita lucu komedi dengan bahasa dan sentuhan kebudayaan sunda. Ada juga humor Batak, humor Suroboyoan, dan cerita lucu khas dari daerah lainnya.
-
Kelebihan dan Kekurangan Cerita Lucu sebagai Pengantar Humor Lucu
Dibandingkan komik dan meme, cerita lucu lebih mengena jika dijadikan sebagai pengantar humor lucu. Cerita lucu biasanya juga pendek dan to the point, membuat pembaca langsung memahami apa inti dari cerita yang disampaikan. Namun, cerita lucu kadang selalu berulang. Seringnya, hanya diganti bagian pengantarnya saja, tetapi inti cerita atau punchline-nya tetap sama.
Mana yang Paling Kamu Suka?
Baik komik, meme, dan cerita lucu memiliki penggemarnya sendiri-sendiri. Sebagai sebuah pengantar humor lucu, ketiganya memiliki gaya penceritaan masing-masing. Tidak semua humor lucu cocok dibuat komik, meme, atau menjadi sebuah cerita lucu. Masing-masing cerita lucu tentu memiliki media sendiri yang cocok digunakan sebagai alat pengantar cerita.
Dari ketiga media di atas, kira-kira mana yang paling kamu suka? Komik, meme, cerita lucu, atau malah ketiganya?