Menjelang Disembelihnya Kambing dan Domba

Lelucon Kurban

Lelucon tak melulu tentang kehidupan sehari-hari. Fenomena apapun bisa dijadikan lelucon, termasuk lelucon kurban. Lelucon kurban disini bukan berarti menjadikan Hari Raya Kurban sebagai bahan bercandaan. Akan tetapi isi dari lelucon ini menggambarkan fenomena yang berkaitan dengan Hari Raya Kurban sebagai bahan cerita lucu.

Tentu saja lelucon kurban dibuat dengan maksud menyampaikan pesan menarik dengan cara menggelitik. Lelucon ini tak kalah menghibur dari cerita lelucon dengan tema kehidupan sehari-hari.

Supaya kamu tidak penasaran dengan isi lelucon kurban, simak cerita berikut.

Kumandang takbir sahut menyahut bergema di langit negeri antah barantah. Di balik tembok masjid tampak seekor kambing jantan hitam besar menunduk lesu di samping seekor domba gimbal berbulu putih yang tengah asyik menghabiskan jatah rumputnya.

Sayup-sayup terdengar si kambing bersenandung, “Malam ini…. Malam terakhir bagi kita tuk menghabiskan waktu hidup di dunia!”

Baca Juga:  The Splinter

Mendengar nyanyian kambing, si domba yang asyik mengunyah rumput sontak berteriak, ”Sudah jangan kau teruskan lagumu itu.”

“Habisnya, aku bingung mau ngapain dom dari tadi aku sudah ikutan bertakbir. Tak apalah jika sesekali ku bernyanyi menghilangkan rasa sedih daripada kamu makan melulu”, jawab kambing.

Domba yang masih terus mengunyah rumput pun melihat ke arah kambing sambil berkata, “Hei mbek besok kita itu mau disembelih, kita harus makan banyak biar kuat menghadapi kenyataan hidup”.

Sambil mengelus jenggotnya yang mulai kusut kambing pun menjawab dengan bijak, “Domba, kita tidak boleh sedih berlebihan. Kita harus bersyukur karena bisa mencontoh domba yang menggantikan nabi Ismail disembelih oleh nabi Ibrahim.

“Wah, wah, sudah pandai ceramah seperti pak ustad kau ini sekarang rupanya. Jangan sok bijak lah mbek. Tetap saja kita ini akan mati dan patut bersedih”, ungkap domba gimbal.

Baca Juga:  Mouthology  

“Kok kamu ngomong gitu sih dom, istigfar yang banyak kamu”, ucap kambing

“Ya gimana lagi aku iri sama manusia. Manusia enak-enakan nyembelih kita, makan daging kita, dapat pahala pula. La kita?”, tanya domba gimbal

“Sabar dom, itu sudah menjadi kodrat kita sebagai hewan ternak. Tak ada perjuangan yang sia-sia. Lagi pula kita mati juga dijamin surga dom!”, tukas kambing sedikit kesal.

“ Coba kamu pikir deh mbek, kalau manusia jadi kita, kira-kira mereka bakal mau gak disembelih kaya kita ini?”, tanya domba sambil mengelus perutnya yang semakin membesar karena kekenyangan.

Kambingpun mulai berpikir, “Hemm, tapi dom kita ini kan pemakan rumput, ngapain juga nyembelih manusia?”

“Terserah kamu ajalah mbek, pusing aku ngobrol sama kamu! Aku mau tidur”, jawab domba kesal.