Menangkap Angin

Cerita Lucu Abu Nawas 13

Tantangan yang dihadapi Abu Nawas untuk meladeni keinginan Raja selalu dapat ia selesaikan dengan baik. Termasuk tugas untuk menangkap angin. Tentu tugas ini tidak masuk akal. Namun demikian, akal cerdik Abu Nawas menyelamatkan dirinya dari hukuman Raja yang bakal ia hadapi jika ia gagal.

Kisahnya adalah Raja yang memanggil Abu Nawas saat sang Raja mengalami masuk angin. Ia mengatakan bahwa perutnya sering kembung dan ia merasa kesal pada angin. Ia pun memberikan perintah yang tak masuk akal kepada Abu Nawas.

“Aku ingin kamu menangkap dan memenjarakan angin karena sudah merugikan saya,” kata sang Raja. Abu Nawas pun, seperti biasa, menyanggupi permintaan Raja. Ia sudah percaya diri karena selama ini semua titah Raja sudah ia lakukan.

Ia pun pulang dan memikirkan apa yang harus ia siapkan untuk menangkap angin. Tanpa ia sangka, ia tidak menemukan ide sedikitpun untuk hal ini. Bahkan, hingga dua hari setelah ia menerima perintah, ia masih saja belum tahu apa yang akan ia lakukan untuk dapat membuktikan bahwa ia memang dapat menangkap dan memenjarakan angin.

Hari demi hari berlalu. Tibalah saatnya ia harus menghadap Raja dan membuktikan bahwa ia sudah menangkap serta memenjarakan angin. Pagi hari sebelum berangkat, terbersit ide bahwa hal yang tidak terlihat pun dapat dipercaya. Ia mengingat kisah Aladdin dan jin yang tersimpan dalam lampu ajaib. Ide yang sama pun akan ia utarakan di hadapan Raja.

Baca Juga:  Kena Tilang

Dengan percaya diri, ia mendatangi istana Raja. Raja yang melihat Abu Nawas langsung girang dan menanyakan hasil ‘tangkapan’ Abu Nawas. Abu Nawas pun menyerahkan botol kosong kepada sang Raja.

“Botol ini kan kosong. Mana anginnya?” Tanya Raja dengan nada meninggi. Abu Nawas pun berkata bahwa angin tidak dapat dilihat. “Tetapi jika Paduka ingin membuktikannya, Paduka dapat membuka tutup botol tersebut,” katanya.

Sontak, Raja membuka tutup botol dan menghirup aroma tak sedap. Abu Nawas pun berkata, “Angin tersebut berhasil saya tangkap setelah saya buang angin, Paduka.”