Selembar Kain Sorban

Humor Sufi 31

Maulana Nasruddin Hoja baru saja membeli selembar kain sorban di pasar. Sebenarnya dia tidak sengaja membeli saat jalan-jalan di pasar kemarin pagi. Dia tertarik dengan harga murah yang ditawarkan pemilik kios. Alhasil dia memilih selembar dan membelinya.

Keesokan harinya ia menggelar kain sorban itu berniat untuk mencobanya. Berulangkali Nasruddin berusaha mengikat ujung sorbannya saat akan memakainya. Namun sayangnya setelah dicoba tidak kunjung berhasil mempertemukan kedua ujung sorban.

Ia merentangkan kain sorbannya dan baru menyadari akar permasalahan yang dihadapinya. Ya, semua karena kain itu terlalu pendek.

Merasa kain sorban itu tidak akan berguna untuk dipakai lagi, Nasruddin akhirnya membawa kain itu ke pasar lagi keesokan harinya. Kali ini dia akan menyerahkan barang itu kepada seorang juru lelang dan meminta untuk mejualkan sorban miliknya itu.

Baca Juga:  Hakim yang Munafik

Si juru lelang pun mulai menjualnya kepada semua orang. Ia memuji-muji kualitas kain sorban milik Nasruddin itu setinggi langit, berusaha menarik perhatian orang-orang untuk mengunjungi kiosnya.

Satu persatu orang mulai mengerumuni kios milik juru lelang. Mereka tertarik untuk melihat sendiri seberapa bagusnya kain sorban yang dipuji oleh juru lelang itu. Melihat kain sorban yang benar-benar bagus, beberapa orang diantara kerumunan itu mulai mengajukan harga.

Juru lelang mulai menyebutkan harga tertinggi yang disebutkan oleh para calon pembeli kain sorban itu. Tak lupa ia kembali memuji-muji sorban agar orang-orang kembali menawar dengan harga lebih tinggi.

Nasruddin yang mendengar pujian setinggi langit si juru lelang pada sorban miliknya mulai muak.  “Aku tidak tahan mendengar pujian selangit itu untuk kain sorban terburuk  yang sudah membuatku menemui banyak  kesulitan,” pikir sang Mullah. “Apa harus aku buka rahasia di balik barang tak berharga itu?” lanjutnya.

Baca Juga:  Larangan Untuk Rukuk dan Sujud Dalam Shalat

Tanpa pikir panjang Nasruddin pun berjalan mendekat pada seorang laki-laki yang sudah berhasil menawar harga paling tinggi. Ia menjadi orang terakhir yang berhasil menawar sorban itu dengan harga yang pantas.

Orang-orang yang tadinya berkerumun ikut melihat dan menawar kain itu pun mulai membubarkan diri setelah barang yang diinginkannya tidak berhasil didapatkan.

Begitu jarak Nasruddin dan lelaki itu cukup dekat, ia pun berbisik, “Kain yang kamu beli itu tidak ada gunanya dibeli karena ia terlalu pendek untuk dijadikan sorban.”