Poligami

Dahulu, Gus  Dur sebenarnya memiliki segudang alasan untuk dirinya melakukan poligami. Akan tetapi, sampai akhir hayatnya, ia tidak tertarik untuk melakukan poligami dan tetap setia dengan istri satu-satunya yaitu Sinta Nuriyah walaupun mereka tidak dikaruniai satupun anak laki-laki oleh Sang Maha Kuasa.

Pada saat itu, anak perempuan dianggap memiliki tingkat yang lebih rendah dibandingkan anak laki-laki sehingga banyak orang dari kalangan pihak Nahdlatul Utama (NU) yang merasa tidak rela apabila seorang kiai tidak mempunyai anak laki-laki sama sekali.

Gus Dur memang mempunyai empat orang anak, namun keempatnya adalah perempuan. Hal itu membuatnya seringkali mendapat saran untuk menikah lagi. Bahkan tidak sedikit perempuan yang dikenalkan kepadanya untuk dinikahi siri. Tujuannya? Tentu untuk mendapatkan keturunan laki-laki. Namun Gus Dur tidak mau poligami dan menghindari perempuan-perempuan tersebut.

Baca Juga:  Jenderal yang Sangat Berbahaya

Baca Juga : Humor Gus Dur Paling Lucu

Banyak orang yang penasaran dengan alasan mengapa Gus Dur begitu menentang poligami. Pertanyaan tersebut akhirnya terjawab pada suatu kesempatan di peringatan Hari Kartini tahun 2002, dimana saat itu Gus Dur menyampaikan bahwa poligami merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang yang tidak benar-benar mengerti isi kitab suci. Beginilah kira-kira penjelasan dari Gus Dur kala itu.

“Dijelaskan dalam kitab kita bahwa poligami itu dapat dilakukan secara adil. Nah, yang menentukan adil atau tidaknya itu pihak perempuan, dan bukannya kita para laki-laki,” katanya saat peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan di Jogja kala itu.

Baca Juga:  Mamaku Kasihan Sekali

Saat itu Gus Dur ditemani oleh istrinya, Sinta Nuriyah, yang juga membacakan tulisan mengenai Kartini dan poligami. Mungkin juga itu menjadi alasan mengapa Gus Dur memilih untuk tidak poligami meskipun sebenarnya dia bisa melakukannya demi mendapat keturunan laki-laki.

Bukan Gus Dur namanya jika tidak melontarkan humor renyah khas dirinya. Perkara poligami ini pun juga sempat ia jadikan bahan candaan di waktu yang lain. Menurutnya, beliau mempunyai analisanya sendiri kenapa banyak kiai NU yang melakukan poligami.

“Ya mau bagaimana lagi, kan? Kiai-kiai itu datang ke tempat diskotik tidak boleh, apalagi ke tempat prostitusi. Satu-satunya opsi yang mereka punya ya cuma poligami,” candanya.