Malu Ketika Mendemo Bank Pembantu

Cerita Lucu Koplak 1Demo yang dilakukan kadang berakhir menjadi cerita lucu koplak. Pada suatu hari berkumpul ratusan masa yang terdiri dari wanita dan pria muda yang melakukan demonstrasi untuk menuntut hak dan keadilan agar lamaran mereka yang diajukan untuk menjadi karyawan diterima, tapi tidak kunjung diterima.

Di depan halaman Bank xxx mereka membentangkan sebuah spanduk dan poster, karena hal inilah terjadi kemacetan yang begitu panjang. Kemacetan tersebut memang begitu parah karena di hari biasa jalan tersebut sudah macet apalagi ditambah dengan demonstran tentu bertambah parah macetnya dan masa sulit dikondisikan.

Tuntutan mereka lantangkan agar bank menerima lamaran kerja mereka, ada yang berteriak “jelek-jelek gini saya pernah bekerja dengan orang korea,” teriak wanita muda dengan suara keras dan penuh semangat. Ada yang menyambung dengan berkata, “saya juga pernah bekerja di negara Jepang.”

Cerita Lucu Koplak: Akhir Demo yang Lucu

Demo tersebut merupakan inisiatif dari berbagai pembantu dan yang sudah pernah bekerja menjadi TKI. Ada yang pernah bekerja di Korea, Jepang, Arab Saudi juga masih banyak yang lain. Ketika ditanya mengapa mereka melakukan demo, ternyata alasannya karena pihak pendemo merasa tidak di hiraukan hak-haknya sebagai karyawan.

Demo tersebut berdalih dengan adanya bank baru yang menuliskan papan nama “BANK PEMBANTU XXX” yang membuka lowongan untuk merekrut pegawai. Tapi ketika mereka melakukan lamaran kerja dan sudah berbulan-bulan tidak dipanggil. Inilah yang menimbulkan mereka melakukan demo secara besar-besaran. Mereka, para pendemo beranggapan jika  bank tersebut dikhususkan untuk para pembantu rumah tangga.

Baca Juga:  Makanan Keras yang Tidak Habis Dimakan

Maka dari itulah mereka secara berbondong-bondong melamar pekerjaan di bank tersebut. Mereka berteriak dan ingin melakukan negosiasi dengan pemimpin bank tersebut. Setelah dialog mereka bubar penuh amarah sambil bergumam dengan satu yang lainnya mereka pergi secara teratur.

“Makanya jangan memakai papan nama bank pembantu, kan kami jadi salah sangka dan menganggap itu adalah banknya para pembantu” Itulah akhir demo yang berujung menjadi cerita lucu koplak karena bank yang salah kaprah.