Gusdur identik dengan cerita lucu, itu sebabnya lelucon Gusdur yang akan kamu baca kali ini tercipta. Lelucon ini diceritakan oleh Gusdur sendiri mengenai seorang presiden dan diktator yang berada di Amerika Selatan. Seperti inilah ceritanya.
Seorang diktator begitu dibenci oleh semua rakyat karena ia begitu kejam dan juga serakah. Di suatu hari, diktator yang dibenci tersebut tengah menaiki kuda sambil mengelilingi ibu kota. Ia terlihat santai meskipun beberapa pandangan tidak menyenangkan dilayangkan ke arahnya. Mau bagaimana lagi, ia memang dibenci.
Ketika akhirnya perjalanan diktator tersebut beserta kudanya telah sampai pada sebuah jembatan, ada sebuah kejadian. Rupanya, kuda milik diktator tersebut sangat terkejut ketika melihat air sungai mengalir dengan begitu derasnya. Karena si kuda bereaksi berlebihan, jatuhlah diktator tersebut sehingga ia jatuh ke sungai dan kemudian terseret arus yang deras tersebut.
Kepala diktator itu muncul dan tenggelam di tengah sungai. Ia hampir pasrah dengan nasibnya sebelum menyadari bahwa nasibnya beruntung. Diktator tersebut diselamatkan oleh seorang pengail ikan. Pengail itu melihatnya tenggelam, oleh karena itu ia membantunya dengan melempar tali untuk diraih si diktator dan menyelamatkan nyawanya yang sudah diujung tanduk itu.
Diktator tersebut merasa sangat senang karena nyawanya selamat, ia sangat berterima kasih kepada pengail tersebut. Ia kemudian mengatakan pada pengail itu siapa dirinya, dan mengatakan juga bahwa jasa pengail tersebut besar pada negara karena sudah menolong dirinya yang hampir mati.
“Jasamu begitu besar, wahai pengail ikan. Kau layak mendapatkan hadiah. Hadiah apa yang hendak kau minta karena sudah menyelamatkan diriku? Apakah emas, jabatan, permata atau wanita? Sebutkan saja,” kata sang diktator.
Pengail itu sempat berpikir, kemudian dengan kelugasan orang kecil sepertinya, pengail itu memberikan jawaban yang cukup mengejutkan sang diktator.
“Saya hanya minta satu saja dan hadiah itu sederhana, Paduka. Saya minta tolong untuk tidak menceritakan kepada siapa pun kalau saya yang menolong Paduka saat hampir tenggelam.”
Hahaha, ternyata tokoh pengail pada cerita lelucon Gusdur ini justru tidak ingin diketahui oleh orang lain bahwa ialah yang menyelamatkan diktator musuh semua rakyat tersebut.