Kesedihan Nasruddin

Humor Sufi 58

Nasruddin Hoja tinggal berdua dengan sang istri. Orang-orang melihat keduanya sebagai pasangan suami istri yang harmonis. Mereka selalu rukun, tetangga di dekat rumah mereka pun tidak pernah mendengar pertengkaran keduanya. Istri Nasruddin juga dikenal sebagai perempuan yang baik dan ramah kepada para tetangga.

Sampai suatu hari, sang istri di panggil kembali oleh sang Khaliq. Semua orang yang mengenal kedua pasangan suami istri itu tidak menyangka dan ikut berkabung atas meninggalnya istri Nasruddin. Orang-orang mengira kejadian ini pasti akan membuat Nasruddin teramat bersedih karena sekarang dia telah ditinggalkan untuk selamanya.

Namun ternyata sebaliknya, Nasruddin sebagai sang suami malah hanya sedikit menunjukkan perasaan sedihnya. Keesokan harinya Nasruddin sudah melakukan aktifitas seperti biasa tanpa suasana hati yang berkabung secara berlebihan. Hal ini menimbulkan tanya dibenak semua orang.

Hingga tak berselang lama setelah kematian sang istri, seekor keledai peliharaan Nasruddin mati dan dampaknya sungguh berat bagi Nasruddin. Nyatanya kematian seekor keledai, memberikan kesedihan yang mendalam bagi Nasruddin. Lelaki itu tetap berkabung selama beberapa hari sebab kematian hewan peliharaannya. Orang-orang pun kembali terheran-heran dengan sikap Nasruddin. Bagi mereka, sikap lelaki itu sangat keliru.

“Kamu memang sudah kehilangan keledai peliharaan mu, Mullah. Tapi tidak usah terlalu bersedih seperti itu, yang bahkan lebih bersedih dibanding saat kamu kehilangan istrimu,” kata salah satu orang yang tinggal di samping rumah Nasruddin. Tetangganya itu menyaksikan sendiri bagaimana Nasruddin selalu bersedih setiap harinya.

Nasruddin pun tidak setuju dengan pendapat salah seorang tetangganya itu.

Baca Juga:  Musuh Orde Baru

“Ah, kalau saja kalian ingat. Saat aku kehilangan istriku, tetangga kita yang tinggal di ujung jalan sana bilang: ‘Nasruddin! Jangan terus bersedih, saudara perempuanku siap menjadi istri terbaik untukmu’.

Sementara bapak-bapak yang tinggal di depan berkata: ‘Nasruddin! Berbahagialah. Anak perempuanku yang cantik siap aku nikahkan denganmu. Kamu tidak perlu memberinya mas kawin’. Jadi, hatiku pun tak terlalu bersedih. Tapi sekarang keledaiku mati, tak ada seorangpun yang datang menghiburku dan menawarkan keledai pengganti padaku.” ucapnya dengan wajah keruh.