Karcis Kereta

Cerita Lucu Mukidi 12

Pada suatu hari Mukidi dan Mbah Martokapiran ingin pergi ke kota menaiki kereta. Mbah Marto pria lanjut usia yang kurang faham mengenai teknologi yang berkembang. Hal itu membuat mbah Marto mengajak Mukidi untuk ikut dengannya agar mbah Marto tidak merasa kebingungan di jalan.

Pada Saat Mbah Marto dan Mukidi mulai menaiki kereta menuju stasiun pertama di Cirebon. Seorang kondektur berjalan menuju tempat duduk Mbah Marto dan Mukidi. Kondektur tersebut memeriksa karcis untuk memastikan ‘Apakah penumpang tersebut bukan penumpang bodong’ hal ini dilakukan untuk kenyamanan yang lain juga.

Perjalanan ke stasiun Cirebon begitu menenangkan. Mbah Marto dan Mukidi juga menikmati perjalanan di kereta dengan melihat-lihat keluar jendela. Tidak lama kereta berjalan Mukidi berkata “Mbah aku mau ke toilet dulu ya?”

Baca Juga:  Pertolongan Pertama

“Embah ikut aja ya ke toilet” sanggah mbah Marto sedikit khawatir karena ditinggal sendiri.

Mukidi pun menenangkan “Tenang mbah, Saya cuma sebentar. Mbah tunggu di tempat duduk saja”

Mbah Marto pun meng ‘iyakan’ anjuran Mukidi.

Berharap Mukidi segera kembali, ternyata tidak berselang lama kereta sudah sampai di Cirebon. Seorang kondektur mendatangi kursi mbah Marto yang menunggu Mukidi tidak kunjung datang. Dengan sedikit cemas, Mbah Marto menatap kondektur yang berjalan menuju kursinya.

Sang kondektur pun menyapa Mbah Marto dengan sangat ramah. Niat Kondektur tersebut hanya ingin mengecek karcis kereta seperti saat di stasiun pemberangkatan.

“Mohon maaf bapak, bisa saya lihat karcis pemberangkatan dari stasiun 1?” Tanya kondektur itu.

Mbah Marto mencari karcis di sekitar tempat duduk, namun tidak menemukannya. Mbah Marto mulai bingung dan khawatir, ditambah Mukidi tidak kunjung kembali dari toilet.

Baca Juga:  Tongkat dan Piring

Kondektur mengetahui bahwa mbah Marto khawatir dan ketakutan karena tidak memiliki karcis. Dengan sigap sang kondektur menenangkan Mbah Marto “Saya yakin mbah memiliki karcis tersebut, karena saat pemeriksaan pertama, saya masih ingat. Mbah tidak perlu takut dan bingung. Tenang mbah, tidak di denda. Mbah mau turun dimana?” Tanya kondektur

Karena sudah gugup, mbah Marto menjawab “saya tidak tau, kan karcis saya hilang”

“Mbah tadi naik kereta diantar siapa?” Tanya kondektur lagi

“Sama Mukidi, keponakan saya” jawab mbah singkat

“Sekarang keponakan mbah dimana?” Tanya Kondektur meyakinkan

“Di toilet, dia juga nggak punya karcis” jawab mbah Marto gugup