Berbuka dengan Apa?

Cerita Lucu Mukidi 14

Pada suatu hari, saat Mukidi sedang menjalankan Ibadah puasa, Mukidi menjalankan puasa dengan sangat santai dan nyaman. Ditambah siang yang tidak begitu terik, Mukidi merasa bisa menyelesaikan ibadahnya ini dengan mudah.

Saat hari masih beranjak siang dan Mukidi masih di sawah, Mukidi berpikir ‘Ingin berbuka dengan menu apa?” lama sekali Mukidi berpikir. Yang pada awalnya ia hanya ingin pecel lele, namun tiba-tiba Mukidi ingin makan soto dan es teh. ‘Pasti sungguh nikmat’ gumam Mukidi pada dirinya sendiri.

Sepulangnya Mukidi dari sawah, ia bergegas mandi dan menjalankan shalat Ashar. Setelah itu ia duduk di teras untuk melepas penat. Melihat jam yang masih menunjukkan pukul setengah 5 sore, akhirnya Mukidi melanjutkan angan-angannya ‘Ingin berbuka dengan apa?’.

Baca Juga:  Cara Lolos dari Tilang Polisi

Mukidi bergumam ‘Kelihatanya rawon dan es jeruk juga nikmat’. Tidak lama setelah itu ia bergumam  lagi ‘Tapi gulai kambing atau tongseng juga nikmat’. Pergulatan batin di benak Mukidi sangat hebat di sore ini. Ia sangat bingung menentukan berbuka dengan apa.

Lalu tibalah jam sudah menunjukkan pukul 5.15 sore, akhirnya Mukidi memutuskan untuk berbuka puasa dengan nasi padang. Ia bergegas menuju warung makan Padang milik Uda Asmar. Ia memesan nasi padang menggunakan lauk ayam bakar, es teh dan tidak lupa 2 kerupuk kesukaannya.

Adzan pun berkumandang, dan tibalah waktu untuk Mukidi menyantap makanan. Ia berbuka dengan  lahap dan ditutup oleh es teh yang segar. Tibalah saatnya Mukidi pulang, sebelum pulang, Mukidi akan membayar makanannya. Namun ternyata saking sibuknya ia berpikir ‘Ingin berbuka dengan apa?’ Mukidi lupa membawa uang saat berangkat ke warung.

Baca Juga:  Burung Kakak Tua

“Uda pernah dengar nggak hadist yang berbunyi memberi makan orang yang berpuasa pahalanya sama dengan pahala orang yang berpuasa?’ Tanya Mukidi kepada Uda Asman

“Yaa, saya sering dengar. Tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” jawab Uda dengan polos

“Syukurlah, ternyata Uda sering ngaji ya?” Tanya Mukidi berbasa basi

“Memangnya kenapa?” Tanya uda mulai curiga

“Dompet saya ketinggalan” jawab Mukidi sambil menggaruk-garuk kepala