Aku Adalah Kentut

Puisi Lucu Tentang Kentut

Puisi lucu tentang kentut juga ternyata hadir mewarnai dunia karya sastra di Indonesia. Saat ini puisi memang bebas membahas tentang apa pun, termasuk tentang kentut sekalipun. Puisi ini termasuk ke dalam salah satu jenis puisi lucu yang bisa membuat kamu tertawa ketika membacanya.

Puisi sendiri sebenarnya merupakan sebuah karya sastra yang dituangkan dalam bentuk pilihan kata tertentu hingga tersusun menjadi bait-bait dengan maksud menyampaikan pesan tertentu. Karya sastra ini tidak selalu bertema berat, misalnya puisi tentang kentut ini. Tema yang di usung begitu sederhana. Hanya tentang kentut.

Namun, makna yang ada dalam puisi lucu tentang kentut tersebut tetap tidak melenceng dari kaidah aturan pembuatan puisi. Tetap memiliki rima dan irama. Karena yang terpenting, apa pun tema yang diusung harus sesuai aturan pembuatan puisi. Jika kamu sedang mencari puisi tentang kentut, berikut kami berikan di bawah ini.

Baca Juga:  Panjat Pinang

Contoh Puisi Kentut

Judul: Kentut

Kentut,
Tak berwujud tapi bikin ribut
Tercium baunya bikin semaput
Kalau berbunyi hanya dut dut dut

Kentut,
Saat kau hadir di keramaian
Suasana berubah jadi kesepian
Jika dalam kartun warnamu kehijauan

Kentut,
Hangat bagai persahabatan
Selalu menemani kehidupan
Meski banyak cobaan
Takkan sekalipun meninggalkan

Judul: Aku Adalah Kentut

Aku adalah kentut
Semua orang begitu takut
Padahal aku hanyalah angin ribut
Yang keluar dari lubang keriput

Bak ada bom atom meledak
Semua orang bubar saat aku keluar mendadak
Ada yang hanya menatap dengan mata terbelalak
Ada yang langsung pergi tanpa berciak

Aku bukanlah teroris
Tapi semua orang menatapku sinis
Aku hadir, mereka anarkis
Sungguh nasibku sangat miris

Baca Juga:  Bisa Bikin Kaya

Mungkin aku harus tetap berdiam
Mereka kembung pun aku terdiam
Mereka mual pun aku terdiam
Hingga mereka mati karena aku terdiam

Puisi kentut yang pertama dan kedua sama-sama membahas kentut. Namun, keduanya memiliki latar cerita yang berbeda. Jika pada yang pertama, puisi tersebut berlatar seseorang yang menceritakan kentut. Sedangkan yang kedua memiliki sudut pandang orang pertama, yakni kentut itu sendiri yang bercerita dalam puisi lucu tentang kentut tersebut.