Aku mempunyai tetangga, sebut saja Ana. Ana ini orangnya suka banget cerita. Hampir semua orang yang pernah bertemu dengannya pernah mendengarkan cerita darinya. Entah itu cerita pribadinya, atau cerita tentang teman-temannya. Cerita pengalaman lucu waktu sekolah adalah cerita favoritnya.
~~~
Kemarin aku bertemu Ana, dan lagi-lagi dia bercerita. Kali ini Ia menceritakan cerita favoritnya, pengalaman lucu waktu sekolah. Tetapi tokoh utama cerita tersebut bukan Ana melainkan temannya.
Teman Ana bernama Edo. Ia termasuk murid yang penurut tetapi kelakuannya sering bikin gemas bapak ibu guru. Waktu itu, ketika ulangan harian pendidikan kewarnegaraan. Semua murid diberi soal uraian untuk dijawab. Setelah memberi soal pak guru berpesan, “ bisa atau tidak yang penting diisi ya anak-anak. Supaya dapat nilai”
Seperti biasa, banyak murid yang mulai menoleh ke samping, ke belakang untuk bertanya dan saling mencontek ketika pak guru keluar. Anehnya, Edo tidak menoleh sama sekali. Ia terlihat sangat fokus sekali mengerjakan, bahkan ketika dipanggil teman-temannya Ia enggan menoleh.
Sebenarnya Mereka tidak benar-benar ingin meminta jawaban, hanya penasaran saja dengan lagat Edo. Karena semua murid sudah tau, kalau Edo bukan termasuk murid ber-IQ tinggi.
Edo biasanya juga sering bertanya ketika ujian. Murid-murid mulai curiga “jangan-jangan Edo menyembunyikan buku catatan di dalam laci mejanya. Jadi Ia fokus mencontek dan mengabaikan Kita.” Celetuk salah satu murid.
Beberapa murid setuju, beberapa lagi tidak. Teman-teman kelas Ana memang saling memberi contekan saat ujian, tetapi tidak ada satu pun dari Mereka yang berani mencontek dari buku.
Karena waktu pelajaran masih lumayan lama, pak guru meminta murid-murid untuk mengoreksi jawaban temannya.
Ana berteriak tertahan, membuat semua temannya menoleh. Ana malah membalas dengan cengar-cengir. Dasar si Ana ini memang. Usut punya usut ternyata Ana memegang lembar jawaban si Edo.
Setelah di baca eh, isinya kok aneh. Nomor satu kera sakti, nomor dua avatar dan seterusnya isinya aneh semua. Ana menoleh ke Edo yang tepat di belakangnya.
Yang dilihat malah cengar cengir garuk-garuk kepala sambil ngomong “yang penting diisi kan Na?”
Antusias sekali Ana menceritakan pengalaman lucu waktu sekolahnya itu sambil cemberut, sampai Aku tertawa terbahak-bahak.