Si Nakal yang Rakus

Humor Sufi 28

Nasruddin Hoja hidup dengan sederhana, ia bukanlah orang yang kaya, tapi tidak pernah merasa kekurangan. Untuk kebutuhan sehari-hari Nasruddin juga banyak mengambil bahan makanan dari kebunnya yang ditanami buah dan sayur.

Saat Mullah Nasruddin punya uang yang cukup banyak, ia berencana membeli ikan di pasar dan membawanya ke rumah. Sekantung  penuh ikan sudah berada dalam genggaman, ia mempercepat jalannya agar segera tiba di rumah.

Saat tiba di rumah, sang istri yang melihat Nasruddin membawa ikan di tangan dalam jumlah yang banyak sangat senang. Perempuan itu pun berpikir, “Hm, bukannya sudah lama aku tidak mengajak teman-temanku untuk makan bersama di rumahku ini.”

Sementara Nasruddin pergi lagi setelah memberikan kantung berisi ikan itu kepada sang istri. Ia berharap saat ia tiba nanti sang istri sudah memasak untuknya. Saat malam tiba, Nasruddin pulang ke rumah kembali.

Dia sudah tidak sabar untuk memakan ikan-ikan yang lezat itu. Namun saat membuka tudung saji di atas meja makan, alangkah kecewanya dia melihat ikan-ikan yang dibelinya ternyata sudah raib, hanya duri-durinya saja yang tersisa.

Nasruddin keluar dari dapur, berjalan cepat menghampiri istrinya yang sedang duduk di kursi kayu.

“Siapa yang telah memakan ikan-ikanku sampai tak ada satu pun yang tersisa begini?” tanya Nasruddin sambil menunjukkan tumpukan duri di atas piring ke hadapan sang istri.

Istrinya pun menjawab dengan santai, “Tentu saja itu perbuatan kucingmu. Kenapa juga kamu melihara kucing yang rakus seperti itu!”

Nasruddin pun kembali pergi ke dapur. Ia makan malam dengan makanan seadanya yang masih tersedia di atas meja. Selesai makan, Nasruddin memanggil sang hewan peliharaannya. Lelaki itu membawa hewan berbulu itu ke kedai terdekat, diangkatnya ke timbangan, lalu ditimbangnya kucing itu.

Baca Juga:  Badai Mengamuk

Usai menimbang dan mengetahui berat badan sang kucing. Ia kembali ke rumah dan berkata dengan nada cukup keras agar seseorang di dalam rumah mendengarnya.

“Aku tadi membeli dua kilogram ikan. Tadi aku menimbang kucingku juga dua kilogram. Jika berat kucing milikku hanya dua kilogram, lalu dimana ikanku? Jika dua kilogram ini adalah berat ikannya, lalu dimana kucingku?”