Perusuh Rakyat

Humor Sufi 27

Jokes atau guyonan tentang politik selalu seru untuk diikuti. Termasuk jokes tentang si Nasruddin Hoja.

Kisah dimulai saat Nasruddin sedang menuju ke kota. Kota tersebut merupakan tempat istana raja berada. Nasruddin pun menyusuri jalan ke istana meski tujuan utamanya tidak menuju ke istana. Namun, ia sempat merasa terpancing untuk melihat apa yang sedang terjadi di istana.

Ia penasaran mengapa ada kesibukan yang tidak biasa di gerbang istana. Jumlah orang yang keluar masuk istana sangat banyak, dan para pengawal terlihat lebih banyak berjaga-jaga. Sebagai warga biasa, ia juga tak kalah penasaran dengan apa yang terjadi di istana. Biasanya, jika istana terlihat sibuk, raja hendak mengadakan pesta untuk menjamu tamu penting.

Baca Juga:  Nazar Yang Mubazir

Tak heran, Nasruddin berjalan mendekat ke istana. Ia berharap ada sesuatu yang menarik disitu. Sayangnya, sebelum ia sampai ke gerbang istana, pengawal sudah menunjukkan raut muka tidak senang. Namun, Nasruddin tetap saja melangkahkan kaki ke gerbang. Pengawal pun tidak tinggal diam. Mereka sangat waspada dengan orang asing. Mereka bersikap tidak ramah kepada siapa saja yang mendekat, dan tentu kepada Nasruddin juga.

“Hai orang asing, segeralah menjauh,” kata si pengawal sambil berteriak. Nasruddin sempat terkejut dengan bentakan si pengawal. Tetapi, ia kembali bertanya, “Mengapa kamu menyuruh saya menjauh?’ tanya si Nasruddin tanpa rasa bersalah.

Pengawal pun menjawab dengan nada sinis dan tidak ramah. Ia terkesan mengejek Nasruddin yang mereka anggap sebagai perusuh atau pengganggu acara istana.

Baca Juga:  Rahasia Bulan

“Saat ini raja sedang mengadakan rapat bersama dengan petinggi di seluruh negeri. Rapat ini sangat penting, sehingga tidak ada yang boleh mengganggu. ”Sana pergi!” lanjut si pengawal.

Nasruddin sedikit tidak terima. Pasalnya, banyak rakyat yang disuruh menjauh, padahal kegiatan rapat pun tidak mungkin terganggu karena ada rakyat di sekitar istana. Nasruddin yang kritis kembali bertanya ,”Mengapa rakyat tidak boleh mendekat. Rakyat tidak akan berbuat apa-apa bukan?”

“Rapat ini membahas nasib rakyat, sehingga kami harus memastikan bahwa tidak ada perusuh masuk. Sudah cepat pergi!” lanjut si pengawal.

Nasruddin, seperti biasa menjawab dengan enteng, “Baiklah, aku akan pergi. Tetapi bagaimana jika perusuh sudah ada di dalam istana?”