Itik Berkaki Satu

Humor Sufi 11

Pagi itu, Nasruddin Hoja baru saja terbangun dari tidur lelapnya ketika salah seorang utusan dari Timur Lenk menghampiri rumahnya untuk menyampaikan bahwa Timur Lenk telah menanti kedatangan Nasruddin Hoja di perkemahannya. Agar tidak membuat Timur Lenk kesal, Nasruddin Hoja buru-buru pergi ke perkemahan tersebut tanpa banyak menunda lagi.

Setelah sampai di perkemahan Timur Lenk, Nasruddin Hoja dipersilahkan untuk menunggu di tendanya yang terletak di tepi danau. Pandangan Nasruddin Hoja kemudian menangkap itik panggang yang terhidang untuk sarapan Timur Lenk. Karena belum makan selama beberapa hari lamanya, Nasruddin Hoja menjadi sangat lapar ketika melihat itik panggang yang menggiurkan itu. Tanpa berpikir panjang, ia kemudian memakan salah satu paha itik panggang milik Timur Lenk.

Baca Juga:  Presiden Gila

Kemudian ketika Timur Lenk datang dan hendak menyantap sarapannya, ia terheran ketika mendapati bahwa paha itiknya hanya tersisa satu. Ia kemudian bertanya pada Nasruddin Hoja yang memasang wajah seolah tidak tahu apa-apa. “Mengapa itik panggang ini hanya berkaki satu?”

“Paduka, itik di negeri ini memang hanya berkaki satu. Jika Paduka tidak percaya, Paduka bisa coba lihat di danau. Para itik sedang berendam.” Nasruddin Hoja mencoba mencari alasan.

Timur Lenk dan Nasruddin kemudian berjalan beriringan ke danau. Di danau memang terlihat banyak itik yang berendam sambil mengangkat sebelah kakinya sehingga terlihat hanya memiliki satu kaki saja.

Pemandangan itu membuat Nasruddin lega. “Benar, kan, Paduka. Itik disini memang hanya berkaki satu.”

Baca Juga:  Keledai Membaca

Tapi Timur Lenk tidak mau percaya begitu saja pada perkataan Nasruddin. Ia kemudian berteriak yang membuat seluruh itik kaget, menurunkan kaki mereka yang dilipat, lalu terbang pergi. Membuktikan bahwa kaki mereka tidak hanya satu, tetapi dua.

Nasruddin tidak menjadi panik dan kehilangan akal walaupun saat itu wajah Timur Lenk sudah memerah karena menahan marah. “Subhanallah,” ucap Nasruddin. “Lihat, itik saja takut kepada Paduka. Mungkin jika Paduka juga meneriaki saya, saya akan ketakutan dan menggandakan kaki saya menjadi empat lalu segera terbang untuk kabur dari tempat ini.”