Mereka yang mengajukan diri dengan sukarela untuk melakukan bom bunuh diri biasa disebut dengan istilah ‘pengantin’. Diduga motivasi dari para pengantin tersebut sehingga melakukan pengeboman adalah karena mereka diiming-imingi hadiah surga dan mendapat bidadari-bidadari surga yang sudah menunggu apabila mati syahid dengan cara seperti itu.
Dulu, kasus pengeboman ini begitu marak dan viral sehingga tidak heran ketika menjadi perbincangan hangat masyarakat. Pada suatu kesempatan, salah satu wartawan mempertanyakan pendapat Gus Dur mengenai adanya kasus tersebut.
Dalam pandangan masyarakat secara umum, bagaimana bisa seseorang dapat dikatakan mati syahid dan mendapatkan hadiah sebesar surga dan bidadarinya itu apabila manusia yang tak berdosa lainnya turut menjadi korban dalam pengeboman yang dilakukan, apalagi pastinya kasus bom itu merugikan banyak orang.
“Gus Dur, menurut Anda, betulkah orang yang melakukan bom bunuh diri dapat disebut mati secara syahid dan bisa bertemu bidadari surga?” tanya wartawan tersebut.
Bukannya menjawab pertanyaan itu, Gus Dur malah balik bertanya kepada sang wartawan. “Memangnya apa sudah ada yang membuktikan bahwa hal itu benar adanya?”
Belum sempat ada seorang pun yang menjawab pertanyaan Gus Dur, beliau justru menjawab pertanyaannya sendiri. “Tentu saja belum ada yang pernah membuktikan. Baik ulama ataupun teroris-teroris itu kan belum pernah ada yang ke surga sebelumnya,” jelasnya.
“Lalu, apa menurut Anda dengan cara seperti itu mereka tergolong mati secara syahid?” tanya wartawan yang lain tak kalah penasaran.
Baca Juga : Humor Lucu Gus Dur di Pesantren
“Yang jelas, mereka itu mati sakit, bukannya mati syahid. Kalau memang benar mereka akan masuk surga pun, mereka akan menyesalinya ketika bertemu bidadari-bidadari surga itu,” Gus Dur menjelaskan kepada wartawan-wartawan itu.
Jawaban itu membuat wartawan-wartawan menjadi bingung. Bagaimana mungkin bertemu bidadari surga membuat seseorang menyesal?
“Kenapa bisa begitu, Gus?”
“Ya bagaimana tidak menyesal, kan kepala mereka masih tertinggal di dunia, ditahan polisi pula,” seloroh Gus Dur sambil bercanda.
Kontan, semua orang yang mendengar penuturan Gus Dur itu tertawa mendengar jawaban yang masuk akal itu.