Istri vs Keledai

Humor Sufi 35

Keadilan memang harus ditegakkan. Berlaku adil adalah berlaku sama kepada siapa saja, tanpa pandang derajat dan perbedaan apapun. Memang, kesan yang ditimbulkan oleh keadilan adalah hal positif. Siapa yang tidak mau diperlakukan adil? Ada kisah tentang seseorang yang adil, dimana ia memberikan hal yang sama kepada istri dan juga keledainya.

Nah, apakah hal ini salah? Apakah si pelaku bersikap tidak adil? Coba kita simak kisah kocak Nasruddin Hoja kali ini.  Suatu hari, Nasruddin sedang berkumpul dengan beberapa orang. Salah satunya seorang filosof. Seorang lainnya adalah seorang yang cukup skeptik. Dan Nasruddin menjadi orang yang di tengah-tengah.

Perdebatan mereka tentang berlaku adil, dimana sang filosof membuka topik yaitu membagikan segala sesuatu dengan sama rata. Ia berpendapat hal ini adalah sangat adil.

Baca Juga:  Jubah Hitam

“Jika kita memberi apapun kepada beberapa orang, kita harus membaginya sama rata, sehingga kita sudah berlaku adil,” kata si filosof.

Namun, seseorang yang ikut debat tersebut, yaitu si skeptik, ternyata menyanggahnya. “Tidak bisa. Tidak mungkin seseorang bisa sangat adil.”

Si filosof pun kembali bertanya kepada si skeptik. “Mengapa kamu bisa berkata demikian? Kamu pernah mencobanya?”

Si skeptik sendiri tidak menjawab. Dia mungkin juga tidak tahu apa yang ia jawab. Maklum, orang skeptik tidak akan mau setuju dengan orang lain. Semua pendapat orang akan ia anggap salah. Ia berdiam diri.

Melihat situasi seperti ini, Nasruddin pun angkat bicara. Ia berkata bahwa ia bisa berlaku adil. Si filosof pun tertarik dengan pendapatnya, karena ia mengira bahwa si Nasruddin mendukungnya.

Baca Juga:  Terburu-buru

“Aku pernah membagi sama rata dan adil,” kata Nasrudin dengan percaya diri. Si filosof pun bertanya kepada siapa ia membagi perlakuan yang adil.

“Istri dan keledaiku,” kata Nasruddin enteng. Si filosof pun semakin tertarik untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

“Aku memberi perlakuan yang sama dan makanan yang sama pula untuk mereka berdua,” papar Nasruddin dengan bangga.

Si filosof memuji Nasruddin, “Mantap. Hasilnya pasti luar biasa, kan?”  Nasruddin hanya menjawab, “Hasilnya adalah istriku marah kepadaku dan keledai jadi sangat baik kepadaku.”