Sop Ayam Istimewa

Humor Gus Dur 26

Seorang pemuda pernah mendengar cerita dari kawannya soal Gus Dur yang memasak sop ceker dan jeroan ayam. Pemuda tersebut masih bertanya-tanya apakah cerita yang ia dengar itu benar atau hanyalah humor saja. Karena itu, ia mencoba untuk bertanya kepada Gus Mus yang adalah salah seorang kawan Gus Dur.

Pemuda itu bertanya begini. “Gus Mus, saya pernah diceritakan oleh salah seorang kawan saya. Katanya, saat masih di Kairo, Gus Dur pernah memasak sop ceker, kepala, jeroan dan sayap ayam ya?”

Mendengar pertanyaan itu, Gus Mus hanya terkekeh namun tidak menjawab pertanyaan si pemuda. Kemudian pemuda itu mengulangi cerita yang pernah ia dengar itu.

Baca Juga : Humor Gus Dur Paling Jenaka

“Konon begini ceritanya, Gus. Saat itu, Gus Dur bilang hendak memasak sop istimewa untuk kawan-kawannya. Karena itu, sore harinya beliau pergi ke pasar untuk belanja. Di pasar, dia mendatangi penjual ayam potong lalu meminta bagian sayap, kepala, jeroan dan ceker. Karena Gus Dur tahu bagian tubuh ayam itu biasanya hanya dibuang jadi bisa beliau dapatkan dengan gratis.”

Pemuda itu diam sejenak sebelum melanjutkan. “Lalu penjual ayam itu bertanya ‘Untuk apa, ya sayyidi?’ dan Gus Dur menjawab dengan ‘untuk makanan kucing di rumah.’ Sambil menjawab, Gus Dur berusaha untuk menahan tawa.”

“Tapi Anda meminta banyak sekali.’ kata penjual. Gus Dur menjawab dengan kalem dan tidak tertawa ‘ya karena kucingnya juga banyak.’”

“Gus Dur lalu pulang membawa bagian tubuh ayam yang diinginkannya itu kemudian memasaknya. Kemudian beliau mengundang teman-temannya untuk pesta makan enak.

Saat mengetahui bagian tubuh ayam yang dimasak Gus Dur, tamu-tamunya bertanya. ‘Kok bisa mendapat bagian ini Gus? Bilang apa pada penjualnya?’”

“Gus Dur menjawab ‘kukatakan ini untuk kucing,’ dan semua tertawa sambil menikmati makanan.”

Baca Juga:  Lebih Tua

Pemuda itu meneruskan. “Saat disana saya juga sering masak seperti Gus Dur, tapi saat itu bagian-bagian itu sudah tidak gratis. Sepertinya penjual sudah tahu kalau itu dimakan manusia.”

Gus Mus dan pemuda itu tertawa. “Tapi yang saya dengar dari kawan lain Gus Mus ikut makan sop itu. Katanya Gus Dur membelinya untuk makanan anjing, bukan kucing. Lalu saat Gus Dur pindah ke Baghdad, Gus Mus mencoba masak sop itu juga. Di pasar, penjual ayam bertanya “lama sekali tidak kesini, bagaimana anjingnya?”

Lalu Gus Mus menjawab “sudah pindah ke Baghdad.” Setelah mendengarnya keduanya tertawa lagi. Rupanya Gus Mus salah dengar saat itu, mengira penjual bertanya “Di mana temanmu?” Padahal “Bagaimana anjingnya?”