Mencret  

Lawakan Sunda

Lawakan Sunda bikin ngakak sepanjang hari. Bagaimana tidak ngakak kalau Kita disuguhi dengan lawakan lucu Sunda yang menarik sekali. Lawakan tersebut cocok digunakan untuk mengisi hari Kita yang sedih, gundah, serta capek dengan banyaknya kegiatan pekerjaan di kantor. Saat Kita sedang sedih maka, sepantasnya Kita menghibur diri dengan membaca lawakan Sunda. Dijamin kesedihan kamu langsung hilang jika membaca cerita lawakan.

Cerita lawakan, humor, ataupun lucu adalah cara paling ampuh mengusir rasa sedih. Oleh karena itu, kamu bisa membaca lawakan Sunda berikut. Siapkan tisu, karena bisa saja kamu menangis karena kebanyakan tertawa.

Suatu hari ada orang jawa yang sedang liburan. Sesampai di tempat liburan, orang jawa langsung memilih melakukan kegiatan kuliner. Berhubung orang tersebut menyukai makan-makanan yang pedas maka, ia pun membeli makanan super pedas kesukaannya. Selama satu jam ia habiskan membeli makanan serta mencicipi makanan. Hingga akhirnya ia merasa kenyang dan memutuskan untuk istirahat sebentar di tempat duduk yang disediakan.

Tidak terasa orang Jawa sudah duduk santai selama satu jam. Namun, beberapa menit kemudian ia merasa ada yang tidak beres. Benar saja, sedikit demi sedikit perutnya terasa sakit. Lama kelamaan rasa sakitnya sangat hebat. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari WC umum supaya dapat buang hajat. Orang Jawa semakin panik, karena tidak kunjung menemukan WC umum. Ia takut sekali kalau buang hajat di celana karena kebablasan.

Setelah tanya satpam, orang Jawa menemukan WC yang bersih dan nyaman. Ia pun masuk kemudian menuntaskan hajatnya. Karena kebanyakan makan pedas, ia mencret atau biasa disebut dengan diare. Belum juga ada satu menit ia menghabiskan waktu di WC, tetapi ada yang mengetuk pintu WC. Ternyata ada orang Sunda yang ingin buang air besar. Dengan bahasa Sundanya ia pun memanggil orang Jawa yang ada di dalam.

Baca Juga:  Jatah Dua Istri

“Atos mang, atos mang (sudah mang, sudah mang).” Kata orang Sunda sambil mengetuk pintu dengan cepat.

“Atos, atos, orang ini lagi mencret kok dibilang keras. Gimana sih” kata orang Jawa yang salah mengartikan bahwa atos itu keras.