Memelihara ayam sebanyak lima ekor memang jumlah yang kecil. Namun hal ini tidak berlaku bagi tetangga Nasruddin Hoja. Pasalnya, si tetangga Nasruddin ini meminta nasehat kepadanya untuk mengurangi kesumpekan yang terjadi karena anaknya yang terlalu banyak. Maklum, ia memiliki tujuh anak.
Nasruddin pun mengeluarkan nasihat pertamanya, yaitu memelihara lima ekor ayam. Si tetangga bodoh itupun menurut. Padahal, dengan adanya ayam-ayam tersebut, tentu rumah sempitnya akan semakin sumpek. Tetapi dia tidak menyadarinya.
Si tetangga mengeluh lagi kepada Nasruddin. Akhirnya Nasruddin juga kembali menasihati si tetangga supaya segera memelihara lima ekor merpati. Herannya, tetangga yang bodoh tersebut tetap menurutinya. Padahal, harusnya ia tahu bahwa tambahan hewan di rumahnya justru akan membuat rumahnya menjadi lebih sumpek.
Benar saja. Dalam waktu seminggu, si tetangga pun kembali dengan keluh kesahnya. Bayangkan saja, ada lima merpati, lima ayam dan tujuh anak di rumah kecil. Nasruddin justru memberi nasihat bahwa ia harus menambah dua ekor kambing. Yang lebih menggelikan lagi, si tetangga masih menuruti nasihatnya. Hal ini karena Nasruddin menjanjikan bahwa si tetangga pasti hidup tenang bulan depan.
Apa kenyataannya? Si tetangga kembali dengan omelan lebih banyak di pekan kemudian, karena keberadaan hewan-hewan ternak tersebut. “Nasihat Anda tidak berhasil. Buktinya rumahku tambah berantakan dan sempit. Ayam, merpati dan kambing membuat rumahku tambah sumpek!”
Nasruddin santai saja dan menjawab bahwa ia perlu waktu sebulan untuk memulihkan keadaan. Caranya adalah menjual ayam yang ada. Si tetangga masih saja menuruti nasihatnya, meskipun ia sudah lega karena rumahnya sudah tidak lagi sesumpek dulu setelah lima ayam keluar dari rumah.
Kembali, Nasruddin mengatakan bahwa merpati-merpatinya kini yang harus dijual, sehingga rumah bisa lebih luas. Si tetangga yang pandir itupun tetap menurut. Tentu saja, hasilnya memuaskan, karena merpati-merpati tersebut juga berkontribusi menimbulkan kesumpekan.
Nasihat akhir dari Nasruddin adalah menjual kambing-kambing si tetangga tersebut. Si tetangga pun menuruti nasihat ini dan merasakan hasilnya. Nah, disini menunjukkan kalau si tetangga ini kurang bersyukur dengan tujuh anak yang dimiliki. Akhirnya, ia merasa lega karena tidak ada lagi kesumpekan dengan adanya hewan-hewan ternak tersebut.