Ini dia satu cerita lucu singkat dari Mukidi.
Wakijan geleng-geleng kepala. Kepalanya mendadak pening berat. Ia baru saja ditelepon oleh pihak kepolisian yang mengabarkan bahwa Mukidi sedang ada di kantor polisi. Katanya, Mukidi menabrak pesta pernikahan. Yang lebih mengejutkan, insiden tersebut sampai memakan korban 20 orang!
Wakijan buru-buru membasuh wajah dan berganti pakaiannya. Setelah meneguk segelas air, sahabat Mukidi itu segera mengambil kunci motor dan melajukan kendaraannya ke kantor polisi. Di perjalanan, ia tidak henti berpikir. Mukidi yang polos itu tidak mungkin mabuk-mabukan sampai menyebabkan kecelakaan separah itu. Lha wong paling banter saja si Mukidi hanya bisa minum susu soda gembira. Itu pun dibarengi dengan muntah-muntah.
Sesampainya di kantor polisi, cepat-cepat Wakijan mencari Mukidi. Si lugu yang satu itu rupanya sedang diperika dan dimintai keterangan. Karena tidak boleh masuk, Wakijan menunggu di depan ruangan. Suara petugas polisi dan Mukidi yang keras membuat Wakijan dapat menyimak dengan cukup baik.
“Bagaimana ceritanya Anda sampai bisa menabrak dua puluh orang itu?” walaupun tidak ikut diperiksa, Wakijan ikut deg-degan. Suara polisi itu sangat besar, tegas, dan terkesan mengintimidasi.
“Saya sedang nyetir dengan kecepatan 90km/jam, Pak. Nah tiba-tiba saja saat di pertigaan itu remnya blong. Di sebelah kiri saya ada dua laki-laki yang sedang jalan di trotoar, di sebelah kanan ada kawinan,” Mukidi menjelaskan dengan tenang. “Kalau Bapak jadi saya, Bapak akan bagaimana?”
“Ya pasti ke kiri. Lebih sedikit korbannya.”
“Nah, sama, Pak! Itu juga yang saya pikirkan.”
Wakijan mengerutkan kening. Sesekali ia mengangguk dan mengusap dagunya mendengar pembicaraan di ruang sebelahnya.
Polisi tersebut kemudian kembali bertanya, “mengapa Anda justru banting setir ke kanan dan menabrak orang-orang di kawinan?”
“Nah, itu masalahnya, Pak! Saya sudah banting setir ke arah dua laki-laki itu, tapi ternyata mereka menyeberang ke kawinan itu, Pak. Jadi ya saya banting setir lagi ke kanan, mengejar dua orang itu, Pak!”
Wakijan menepuk dahinya. Polisi yang di dalam juga sama kesalnya dan mengumpat, “GOBLOOOK!”
Lagi-lagi Mukidi menyahut, “Betul, Pak! Memang dua orang itu goblok, Pak!”
Memang dasar si Mukidi, ya! Keluguannya selalu membuat cerita lucu!