Rumah Sakit Bersalin

Cerita Lucu Mukidi 23

Seorang suami siaga selalu mendampingi sang istri sebelum melahirkan. Hal ini juga dilakukan oleh Mukidi. Mukidi sedang mendampingi sang istri yang sedang bertaruh nyawa saat hendak melahirkan di rumah sakit. Ia sedang duduk gelisah di luar ruang bersalin. Seperti halnya para suami lainnya yang bingung dan panik karena sang istri sempat kesakitan sebelum melahirkan, Mukidi pun duduk dan berdiri untuk menghilangkan kegelisahannya.

Mukidi hanya sebagian kecil dari bapak-bapak yang menunggu istrinya melahirkan selama seharian. Tentu, si Mukidi semakin panik. Apalagi ini adalah anak pertamanya. Sebagai calon ayah, pastinya dia semakin bingung karena ia menunggu terlalu lama. Namun, akhirnya penantian itu berakhir. Tangis bayi membuatnya terhenyak, sekaligus lega.

Baca Juga:  Jembatan Saudara

“Alhamdulillah, itu pasti bayiku, akhirnya ia lahir juga dengan selamat,” gumamnya.

Tetapi, baru saja ia hendak memasuki ruangan untuk bertanya kepada suster, ia dikejutkan dengan kedatangan seorang pria. Mukidi mengira pria tersebut pasti sama seperti dirinya. Si pria tersebut terlihat panik dan tergesa-gesa. Ia pun menganggapnya normal sampai akhirnya si pria ini keluar lagi dari ruangan. Tetapi, yang membuat Mukidi terheran-heran adalah kenapa si pria tersebut keluar dari ruang bersalin dengan menaiki kursi roda dengan kondisi pingsan.

Tentu saja, si Mukidi heran melihat kejadian itu. Ia pun sempat lupa menanyakan bagaimana kondisi serta jenis kelamin anaknya. Akhirnya si Mukidi yang penasaran langsung mendatangi para suster yang ada di ruangan bersalin.

Baca Juga:  Berbuka dengan Apa?

“Suster, apa saya boleh tahu kenapa bapak-bapak yang baru datang itu kok pingsan saat keluar dari ruang bersalin? Apa terjadi sesuatu dengan istrinya?”

Namun, ekspresi si suster terlihat tenang saja dan seperti tidak terjadi masalah pada kondisi pasien yang mereka rawat. Si suster pun menjawab dengan santai.

“Oh bapak yang tadi keluar naik kursi roda? Iya dia memang pingsan. Tadi dia terburu-buru masuk ke ruang bersalin karena istrinya mau melahirkan.”

Mukidi semakin bingung. Namun, ia justru geli saat suster menyelesaikan kalimatnya.

“Tapi bapak tadi melupakan sesuatu. Dia lupa membawa isterinya yang mau melahirkan itu.”