Mimpi buruk Baginda Raja semalam mengakibatkan Abu Nawas harus pergi dari negerinya. Abu Nawas yang hanya rakyat biasa tiada berdaya dan harus mematuhi perintah Baginda. Masih jelas di telinga Abu Nawas bagaimana Baginda mengusirnya hanya karena sebuah mimpi.
“Semalam aku bermimpi bertemu sosok lelaki tua dengan jubah putih. Ia berucap bahwa negerinya bisa saja tertimpa bencana jika Abu Nawas masih tinggal di negeri ini. Abu Nawas harus segera diusir karena ia membawa kesialan. Ia boleh saja kembali dengan syarat tidak berjalan kaki, merangkak, berlari, melompat, menunggang keledai ataupun binatang lainnya,” ungkap Baginda sembari memberikan bekal yang dianggap cukup.
Abu Nawas pun akhirnya pergi meninggalkan istrinya. Melihat kepergian Abu Nawas, sang istri hanya bisa menangis sedu.
Terhitung sudah dua hari Abu Nawas menunggangi keledainya. Bahkan bekal yang ia bawa pun kian menipis. Abu Nawas sebenarnya tidak begitu meratapi pengusirannya dengan kesedihan, justru ia merasa lebih yakin bahwa Tuhan akan membantunya. “Bukankah disituasi yang sulit seperti ini tiada teman yang lebih baik dari Allah?” gumam Abu Nawas.
Setelah berada di negeri asing selama beberapa hari, ia pun diserang rindu sangat mendalam. Rasa rindu yang menderu-deru tersebut menjadikanya harus berpikir untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
“Akal apa yang bisa ia lakukan untuk melepaskan diri? Atau dia bisa meminta bantuan dari orang lain untuk menggendongnya hingga ke Istana Baginda? Namun sudah jelas tidak ada satupun orang yang sanggup melakukannya,” pikir Abu Nawas.
Ia pun sampai pada keputusan bahwa tidak ada yang bisa menolongnya selain Allah dan dirinya sendiri. Ia harus melakukan sesuatu untuk menghadapi Baginda Raja agar bisa ke negerinya tanpa diusir kembali.
Abu Nawas pun akhirnya melakukan perjalanan pulang. Kabar kepulangan Abu Nawas pun sampai pada telinga rakyat dan juga Baginda. Semua bergembira mendengar kepulangan Abu Nawas tidak terkecuali Baginda. Semua warga senang Abu Nawas akhirnya bisa kembali ke istana dan berkumpul bersama keluarga. Namun Baginda sangat senang karena bisa menghukum Abu Nawas saat kepulangannya.
Baginda Raja Harun Ar-Rasyid pun nyatanya amat kecewa dan merasa terpukul setelah melihat Abu Nawas yang pulang dengan cara berbeda. Ia tidak berjalan kaki, berlari, merangkak ataupun mengendarai binatang. Ia pulang dengan bergelayut di bawah perut si keledai. Cara cerdas Abu Nawas ini menjadikannya bebas dari sanksi hukuman karena ia tidak melanggar aturan.