Sang Penyelamat

Cerita Lucu Mukidi 30

Cinta adalah hal yang mengagumkan. Sebagian orang menjadikanya sebagai alasan mempertahankan hidup. Dan sebaliknya, cinta kadang menjadi alasan seseorang untuk mengakhiri hidup. Salah satunya adalah seorang gadis cantik dengan postur tubuh tinggi semampai yang kini tengan berdiri di pinggiran dermaga.

Gadis itu tengah terpuruk karena patah hati. Kekasihnya memutuskan pergi meninggalkan gadis itu begitu saja. Ia putus asa dan merasa hidup tidak lagi bergairah hingga memutuskan untuk bunuh diri dengan meceburkan diri ke laut.

Namun siapa sangka, detik saat akan melompat ada lengan kokoh seorang pria yang berhasil menariknya. Percobaan bunuh dirinya digagalkan seseorang.

“Apa yang akan kamu inginkan dengan melompat disini, dik?” tanya pria penolong itu.

Sang gadis menceritakan sebab dan tujuannya untuk mengakhiri hidup di laut itu. Pria penolong memandang prihatin gadis di depannya.

Baca Juga:  Cuma Ngabisin Bensin

“Jangan lakukan itu, dik. Masih ada banyak harapan. Ingat, kamu itu cantik, masih banyak pria di luar sana yang bisa menggantikan pacar kamu,” nasihatnya.

Sang pria penolong itu pun mengajak untuk berkenalan usai menenangkan si gadis.“Perkenalkan, saya Mukidi.” Si penolong yang ternyata Mukidi itu mengulurkan tangan kepada gadis cantik yang ditolongnya.

“Kuciwati,” balasnya.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Mukidi kembali berlagak bak pahlawan dihadapan Kuciwati. “Kuciwati, sebenarnya aku ini bekerja di kapal pesiar sebagai seorang kelasi, dan nanti malam recananya kami akan berlayar ke Eropa. Kalau kamu mau, ikutlah bersamaku, nanti kamu bisa sembunyi dalam sekoci,” jelasnya panjang lebar. Mukidi berharap gadis itu mau mengikuti tawarannya.

Gadis yang sudah hidup sebatangkara itu merasa Mukidi memanglah utusan Tuhan untuk menolongnya. Tanpa pikir panjang, ia percaya saja dan menyanggupi ajakan Muikidi. Kuciwati dibawa memasuki kapal dan di bersembunyi di sekoci.

Baca Juga:  Saddam dan Pesawat Garuda

Mukidi sang pahlawan itu setia mengantarkan makanan kepada Kuciwati setip harinya. Menjelang malam hari, Mukidi pun akan bergabung dalam persembunyian itu untuk menemani Kuciwati tidur.

Pada suatu hari sang kapten kapal melakukan kegiatan rutinnya menginspeksi setiap sudut kapal. Hingga sampailah ia pada sekoci tempat persembunyian Kuciwati, kapten pun kaget melihat keberadaan perempuan disana.

“Kenapa kamu bisa berada disini?” tanyanya.

“Saya diajak mas Mukidi untuk pergi ke Eropa.” Ia pun menceritakan semuanya pada kapten.

“Eropa?” Sang kapten tampak terkejut. “Maaf mbak, tapi kapal ini bukan kapal pesiar tapi kapal feri dengan tujuan Merak – Bakauheni,” jelasnya.