Jangan Naik Sepeda

Cerita Lucu Mukidi 20

Markonah sangat menyayangi anjingnya. Pasalnya, si anjing ini adalah hewan yang pintar dan selalu mengerti apa yang diperintahkan Markonah. Namun suatu hari si anjing menunjukkan gelagat yang tidak biasa. Markonah heran karena dalam kurun waktu seminggu terakhir ini, si anjing tidak pernah merespon panggilannya.

Dua hari kemudian, ia memutuskan untuk membawa si hewan kesayangannya ini ke dokter hewan. Ia mengutarakan keluhannya kepada si dokter. “Selamat siang bu, ada keluhan apa tentang anjingnya?,” tanya si dokter dengan ramah. Markonah pun menjelaskan dengan panjang lebar bagaimana si anjing yang biasanya merespon panggilannya menjadi cuek.

“Kelihatannya ada gangguan pada pendengarannya, dokter. Setiap saya panggil diam saja,” kata Markonah menjelaskan. “Baiklah, akan saya lakukan pemeriksaan,” kata dokter. Ia pun meletakkan si anjing itu di meja periksa. Segera ia mengeluarkan peralatan kedokterannya, dan melihat telinga si anjing dengan senter.

“Tidak diragukan lagi, memang telinga si anjing ini sedang mengalami gangguan. Tetapi gangguan ini tidak serius. Hanya saja bulu di telinganya ada yang terlalu lebat,” ungkap si dokter hewan. “Lalu apa solusinya, dokter?” tanya Markonah.

Si dokter pun menyarankan Markonah untuk membeli hair remover di apotik. “Beli yang merk “Nair” ya bu. Nanti dapat dioleskan ke kedua telinga. Lakukan selama 3 bulan biar bulu-bulunya dapat rontok,” kata si dokter.

Markonah pun menuju ke apotik terdekat dan menanyakan produk yang disarankan dokter. Untunglah, petugas apotik tahu produk yang diinginkan. Ia pun segera masuk dan memberikan obat yang diminta.

“Ini ya bu, tetapi ibu jangan pakai deodorant jika obat ini dipakai di ketiak,” jelas apoteker muda ini. Markonah pun paham bahwa si apoteker salah sasaran.  “Oh, bukan untuk ketiak saya kok,” kata Markonah dengan cepat. Si apoteker tetap nyerocos dan berkata, “Kalau digunakan untuk kaki, berarti tidak usah bercukur dalam beberapa hari ya bu.”

Baca Juga:  Seorang Jutawan

Markonah semakin kesal. “Begini ya mbak, saya tidak pakai untuk kaki dan ketiak,” jawab Markonah. Si apoteker yang sok tahu tetap nyerocos. “Baiklah bu, kalau bukan untuk kaki dan ketiak. Berarti ibu tidak boleh naik sepeda dulu.”