Ngupil

Cerita Lucu Mukidi 18

Ngupil merupakan kegiatan yang selama ini pernah dilakukan siapa saja, meskipun tidak akan pernah diakui secara terang-terangan. Memang, mengupil memberikan keasyikan tersendiri bagi pelakunya, meskipun si pelaku harus tahu kondisi dan tahu diri saat melakukannya. Jangan sampai ngupil menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti yang terjadi saat Mukidi sedang naik bis malam.

Lho, apakah Mukidi ngupil saat sedang duduk di bis malam? Begini ceritanya. Mukidi menjadi salah satu penumpang di bus malam yang juga hendak menuju ke Jawa Tengah. Bus malam tersebut lumayan penuh. Malam itu, sang supir membawa bus dengan kecepatan yang cukup tinggi. Semuanya aman terkendali hingga bus melaju melewati tol Cikampek. Saat berada di tol, ternyata sang supir yang mengantuk terpaksa mengerem bus secara mendadak.

Tentu penumpang semuanya terkejut, dan ada beberapa di antara mereka yang tidur terbangun karena bus berhenti mendadak. Ternyata, si supir mengerem karena ada truk tronton di depan bus tersebut.  Pastinya, para penumpang tidak hanya terkejut. Beberapa dari antara mereka juga mengalami benjol karena terbentur sandaran kursi di depan mereka.

Semua penumpang di bus saling melihat penumpang lainnya. Mereka berharap semuanya baik-baik saja. Tak terkecuali Mukidi. Ia juga melihat semua penumpang yang ada di dalam bus. Namun, ia terkejut ketika melihat seorang ibu-ibu yang mengalami pendarahan di bagian hidung.  Kejadian ini juga menarik perhatian para penumpang lainnya. Mereka terkejut mengapa ibu tersebut mengalami luka parah, padahal penumpang lain tidak mengalami hal separah itu.

Baca Juga:  Skandal

Mukidi mendekati si ibu dan menawarkan pertolongan. Si ibu itu pun tidak keberatan. Setelah agak tenang, Mukidi bertanya mengapa hidungnya sampai berdarah. Jawaban si ibu itu pun membuat geli sekaligus jijik. Si ibu menjawab bahwa saat kejadian si supir mengerem secara mendadak, ia sedang ngupil. Tentu saja, hidungnya berdarah seperti itu.

Pastinya, semua penumpang di bus malam itu pun geleng-geleng kepala, termasuk Mukidi.