Pada suatu hari, di daerah tempat Nasruddin Hoja tinggal, terjadi sebuah keramaian. Banyak warga berlarian seperti tengah mengejar sesuatu. Mereka terlihat kesal dan marah. Tidak sedikit di antara warga yang membawa alat pemukul. Nasruddin Hoja yang awalnya sedang berjalan-jalan untuk mencari udara segar pun menjadi penasaran dan akhirnya mengikuti kemana arah warga berlari.
Ternyata, para warga itu tengah mengejar seorang penculik yang rupanya adalah orang gila. Orang gila itu menculik salah seorang anak kecil yang merupakan warga daerah tersebut. Oleh orang gila tersebut dibawanya sang anak ke atas sebuah menara yang menjulang sangat tinggi. Karena orang gila itu terlalu cepat, warga yang mengejar tidak ada yang bisa menangkapnya. Para warga hampir saja menyusul ke atas menara saat tiba-tiba orang gila itu berkata dari atas menara sambil menggendong anak yang diculiknya.
“Kalau ada yang berani menyusul ke atas sini, akan kujatuhkan anak ini dari atas menara!” ancamnya. Ancaman itu berhasil membuat para warga tidak berani menyusul ke atas dan hanya berdiri diam mengelilingi menara. Mereka takut kalau orang gila itu serius dengan perkataannya dan benar-benar akan menjatuhkan sang anak yang kini sudah menangis ketakutan.
Bingung harus melakukan apa, akhirnya para warga mencoba untuk meminta bantuan Nasruddin Hoja menangani masalah ini. Tidak kehabisan akal, Nasruddin Hoja kemudian datang dengan membawa gergaji dan berteriak kepada orang gila itu, yang kini merasa di atas angin. “Hei, kalau kau tidak mau menurunkan anak itu dari atas menara tanpa kekurangan suatu apa pun, maka menara ini akan aku gergaji dari bawah!” Nasruddin Hoja mengancam balik.
Rupanya gertakan dari Nasruddin Hoja tersebut berhasil, orang gila itu ketakutan mendengar ancamannya dan akhirnya menurunkan anak yang tadi diculiknya dengan selamat. Para warga segera meringkus orang gila tersebut dan mengapresiasi Nasruddin Hoja atas kecerdikannya.