Kalau mau daftar sesuatu mbok ya jangan mepet-mepet. Kalau harus antre tes urine di rumah sakit seperti ini kan repot. Iya, kalau dokternya sedang waras. Kalau dokternya sedang kumat, kan hidupnya bakalan jadi cerita lucu ngakak.
***
Ruangan tunggu Rumah Sakit Baladewa siang ini mendadak penuh sesak. Beberapa pasien lalu-lalang dengan wajah yang penuh duka. Ada yang mendadak menangis dengan histeris, ada pula yang diam lalu mendadak pingsan sehingga harus digotong ke atas kursi. Melihat kejadian yang tidak biasa ini, Joni jadi bingung dan merasa ingin minggat saja dari sini. Tapi, dia harus melakukan tes kesehatan lantaran mau mendaftar jadi tentara yang lowongannya akan tutup seminggu lagi.
Di tengah gundah gulana yang tidak ada habisnya, Joni akhirnya memutuskan untuk berkeliling. Dia ingin tahu hal ihwal keributan yang ada di rumah sakit. Kalau memang perkaranya masalah kartu kesehatan sih tidak akan seperti ini, batin Joni sambil mencari-cari orang yang ingin dia interogasi.
Memasuki deretan kursi di ruangan sebelah, Joni akhirnya menemukan seorang pria yang meringis kesakitan sambil memegang tangannya yang diperban. Heran degan orang itu, dia akhirnya bertanya dengan harapan bisa memecahkan misteri di rumah sakit ini.
“Ada apa gerangan di sini, Pak?” Pria itu hanya geleng kepala enggan menjawab. “Apa yang terjadi di rumah sakit ini, kok banyak yang sampai pingsan tadi.” Joni menggenapkan kata-katanya sambil PDKT ke bapak yang mulai malas melihatnya itu.
“Nanti kamu tahu sendiri kalau sudah masuk, nomor antrean berapa sih?” Bapak itu akhirnya menyahut meski dengan nada yang sedikit judes.
“Enam puluh sembilan, Pak.” Jawab Joni singkat. “Ngomong-ngomong itu jari kenapa diperban ya pak? Apa bapak kecelakaan?”
Pria itu menggeleng tipis lalu mendadak berkaca-kaca dan mau menangis.
“Loh kenapa, Pak?” Joni panik kalau-kalau membuat orang jadi sedih.
“Saya tadi niatnya periksa darah, Mas. Eh, jari saya malah dipotong sedikit sama dokternya.”
Mendengar ucapan bapak itu, Joni jadi berkeringat dingin dan mendadak menangis.
“Kok ikutan nangis, Mas?”
“Saya ke sini tes kesehatan pak sekaligus tes urine, kalau tes darah dipotong jarinya bagaimana tes urine. Nasib ‘otong’ saya bagaimana?”
***
Nah loh, kan bakalan apes kalau kejadiannya seperti Joni. Kalau enggak diapa-apakan sih beruntung. Tapi kalau sampai dipotong, tamat sudah. Cerita lucu ngakak hidupmu akan dimulai saat itu juga.