Siapa yang tidak pernah bermimpi? Istilah orang zaman dulu mimpi adalah bunga tidur. Munculnya kisah dalam mimpi biasanya tentang peristiwa yang dialami oleh orang yang bermimpi di hari tersebut. Tetapi, terkadang mimpi juga dapat menjadi peringatan, firasat dan juga wahyu.
Namun demikian, banyak juga orang yang menafsirkan mimpi mereka secara bermacam-macam. Alasannya pun beragam. Ada yang menafsirkan supaya mereka dapat menentukan langkah selanjutnya, atapun ada yang membuat penafsiran supaya mereka menang undian!
Mimpi memang macam-macam. Bahkan, mimpi juga dapat dijadikan inspirasi oleh para komika atau para komedian. Salah satunya adalah kisah kocak tentang mimpi yang melibatkan tokoh komik legendaris, Nasruddin Hoja dari Turki.
Bagaimana kisah tersebut? Suatu hari, Nasruddin sedang menyusuri padang gurun. Ia tidak sendiri. Ia berjalan bersama dengan seorang pastur, dan seorang yogi. Intinya, disini ada tiga pemuka agama sedang berkelana. Mereka membawa bekal masing-masing, dimana pada hari kesekian, stok makanan mereka menipis. Sepotong roti yang sudah sangat kecil menjadi satu-satunya makanan yang harus mereka bagi.
Tentu saja, mereka tidak ingin berebut dengan cara bar-bar. Meski sudah sangat lapar, mereka tentu jaim alias jaga image. Masa iya pemuka agama mau saling pukul kalau perut keroncongan. Karena itulah, mereka punya kesepakatan sendiri. Berhubung mereka ini menamakan diri sebagai sosok relijius, maka mereka pun mengambil kesepakatan secara relijius.
Apa kesepakatan tersebut? Yakni masing-masing dari mereka harus punya mimpi yang sangat relijius. Bagi salah satu dari mereka yang bermimpi dengan makna paling relijius, maka ia berhak akan roti yang sudah sangat kecil itu.
Pagi pun menjelang. Mereka terbangun dan siap membagi mimpinya. Pertama-tama, pastur mendapat kesempatan. Ia berujar bahwa ia melihat Kristus sedang membuat tanda salib. Ia mengatakan bahwa mimpi tersebut adalah tanda mimpi yang luar biasa relijius karena tidak semua orang dapat bermimpi seperti itu.
Yogi pun tak mau kalah. Ia berkata bahwa mimpinya adalah menapaki nirwana, sebagai tempat yang sangat damai.
Lalu bagaimana dengan mimpi Nasruddin? “ Aku bertemu dengan nabi Khidir saat kelaparan di tengah gurun, dan dia menyuruh aku memakan roti kecil itu. Tentu saja aku menurut saat aku bangun tadi.”