Masalah LGBT memang sering menjadi bahan perbincangan yang cukup sensitif. Akan tetapi, kesan tersebut mungkin akan sedikit berubah jika Anda membaca cerita lucu bikin ngakak mengenai seorang lelaki lugu dengan wanita lesbian berikut ini.
Pada suatu hari, seorang lelaki lugu diundang teman-teman kuliahnya untuk pergi ke sebuah kafe. Sesampainya di sana, ternyata belum ada satu orang teman pun yang datang. Akhirnya, dia memutuskan untuk duduk di pojok sambil memesan es teh tawar.
Saat melihat sekeliling, dia mendapati sosok gadis cantik sendirian dengan bentuk tubuh yang sungguh aduhai. Sebagai seorang pria sejati, tentu saja ini adalah kesempatan emas baginya untuk menunjukkan bahwa dia bukanlah lelaki lugu seperti yang biasa dikatakan teman-temannya di kampus. “Aku kan lelaki jantan”, pikirnya dalam hati.
Lelaki tersebut segera mendekati sang gadis sambil berkata, “Halo, Cantik. Aku traktir ya?” Dengan wajah terheran-heran, gadis itu melihat penampakan sosok ajaib di depannya. Bagaimana bisa, cowok yang cocok menjadi petugas laboratorium Biologi menyasar di kafe gaul seperti ini?
“Aku bukan tukang gali kubur, kok. Aku anak gaul juga seperti kamu”, ucapnya dengan penuh percaya diri seperti bisa membaca pikiran gadis itu. Tentu saja, gadis yang sedari tadi memonyongkan bibir sejauh 10 cm tersebut langsung tertawa terbahak-bahak. “Kamu itu lucu ya. Ya sudah. Kamu boleh mentraktir aku”.
Seperti disambar petir, sang lelaki lugu segera berlari ke kamar mandi, membenahi kaca mata tebalnya. Tidak lama kemudian, dia berlari ke luar dan masuk kamar mandi lagi. Setelah itu, dia buru-buru mengoleskan minyak rambut cap “Radja Dangdoet” warisan neneknya. Tanpa perlu waktu lama, dengan senyum selebar jamban dan rambut klimis berujung lancip seperti petir, dia keluar mendekati gadis itu kembali.
“Maaf lama. Sebentar lagi teman-temanku datang, aku harus tampil oke, dong. Apalagi, ehem, ada kamu. Ahay….”, ucap lelaki lugu sambil tersipu malu. Dengan tersenyum, gadis itu menjawab “Iya, tidak apa-apa. Itu wajar, kamu kan lelaki jantan.” Saking senangnya, rasanya dia ingin berlari ke kamar mandi lagi.
“Tapi kamu jangan mengharapkan apa-apa dari saya, ya?” ucap gadis itu tiba-tiba.
“Lho kok bisa?”
“Karena aku lesbian,” gadis itu berterus terang.
“Kamu lesbian? Sebentar, lesbian itu apa sih?”
“Begini, kamu lihat gadis cantik berkaus putih itu? Nah, aku ingin menciumnya.”
Tiba-tiba, lelaki itu merasa malu dan menundukkan kepala.
“Ada apa?” tanya si gadis lesbian.
Si lelaki menatap wajah gadis, ”Ya ampun… kalau begitu, sepertinya aku juga lesbian.”